kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cadangan Devisa Negara-Negara Utama di Asia Meningkat


Minggu, 08 Januari 2023 / 18:05 WIB
Cadangan Devisa Negara-Negara Utama di Asia Meningkat
ILUSTRASI. Bendera Korea Selatan menutupi anggota penjaga upacara sebelum kedatangan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Gedung Putih di Washington, AS, 11 April 2019. REUTERS/Carlos Barria/Files


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Cadangan devisa sejumlah negara di Asia mengalami kenaikan pada bulan Desember 2022. Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, China, kembali mencatat kenaikan cadangan devisa sebesar US$ 11 miliar pada periode tersebut. 

Kenaikan cadangan devisa China ini melanjutkan peningkatan yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya. Badan Pengelola Devisa Negara China (SAFE)  seperti dikutip Reuters, Jumat (6/1), melaporkan bahwa cadangan devisa negara itu pada Desember mencapai US$ 3.128 triliun, naik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 3.117 triliun. 

Cadangan devisa China sudah naik berturut-turut sejak Oktober. Saat ini, terjadi kenaikan sebesar  0,77% atau sebesar US$ 23,5 triliun dari posisi US$ 3.029 triliun pada September menjadi US$ 3.052 triliun. Lalu pada November kembali naik 2,13% dari bulan sebelumnya menjadi US$ 3.117 triliun.

Meskipun naik, namun capaian tersebut masih lebih rendah dari rata-rata proyeksi sejumlah analis yang disurvei Reuters yakni sebesar US$ 3.154 triliun. 

Baca Juga: Lepas Kendali dari Ant Group, Bisnis Miliarder Jack Ma Makin Ditekan Otoritas China

Peningkatan cadangan devisa tersebut disebabkan penurunan nilai tukar mata uang dollar Amerika Serikat (AS) sekitar 2,3% terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Desember. Adapun nilai tukar yuan naik 2,8% terhadap dollar AS. 

China memegang 64,64 juta ons troy emas pada akhir Desember, turun dari akhir November. Nilai cadangan emas tersebut naik menjadi US$ 117,24 miliar pada akhir Desember dari US$ 111,65 miliar pada akhir November.

Selain penurunan nilai dolar, SAFE menyebut kenaikan cadangan devisa itu juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter dan ekspektasi ekonomi utama dan data ekonomi makro global, serta penurunan harga aset keuangan global.

SAFE memperkirakan cadangan devisa China akan tetap stabil secara umum karena ekonomi negara itu menikmati ketahanan yang kuat, potensi yang luar biasa, dan vitalitas yang besar, serta fundamental yang menopang pertumbuhan jangka panjangnya tetap kuat.

Menurut laporan KBS World, cadangan devisa Korea Selatan meningkat untuk bulan kedua berturut-turut pada Desember. Berdasarkan data yang dirilis Bank of Korea, Rabu (4/1), cadangan devisa negara itu per akhir 2022 mencapai US$ 423,16 miliar, naik US% 7,06 miliar dari bulan sebelumnya. 

Cadangan Korea Selatan meningkat dua bulan berturut-turut setelah penurunan tiga bulan berturut-turut sejak Agustus. Kenaikan itu disebabkan penuruan nilai tukar dollar AS terhadap enam mata uang utama lainnya.

Pada akhir November, Korea Selatan merupakan pemegang cadangan devisa terbesar kesembilan di dunia. Cina menempati urutan teratas, diikuti oleh Jepang, Swiss, dan Rusia.

Cadangan devisa Jepang pada bulan November mencapai US$ 1.226 triliun, naik 2,65% dari bulan sebelumnya. Itu merupakan kenaikan pertama dalam empat bulan dan tertinggi sejak Desember 2016.

Baca Juga: China Kembali Membuka Perbatasan, Setelah Ditutup Sejak Pandemi Covid-19

Selain karena penurunan nilai tukar dollar terhadap nilai aset lainnya, Kementerian Keuangan Jepang menyebut bahwa kenaikan cadangan devisa itu juga didorong oleh langkah otorita yang menahan diri dari kebijakan intervensi pasar mata uang. 

Investor mencermati catatan cadangan devisa dan intervensi Jepang sebagai petunjuk tentang seberapa banyak Jepang mungkin dapat membelanjakan untuk membendung kelemahan yen, meskipun pembalikan kekuatan dolar baru-baru ini telah mengurangi tekanan pada mata uang Jepang.

Cadangan devisa Jepang terpangkas pada bulan September dan Oktober oleh otoritas penjualan dolar dan intervensi pembelian yen, ketika mereka berusaha untuk mengendalikan penurunan tajam yen terhadap dolar. Kenaikan imbal hasil obligasi luar negeri juga memangkas nilai cadangan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×