Sumber: Xinhua | Editor: Asnil Amri
DAVOS. Chief Executive Officer (CEO) di seluruh dunia ternyata lebih optimistis dengan prospek ekonomi global. Kesimpulan ini merupakan hasil survei yang dirilis oleh PricewaterhouseCoopers (PwC) pada Selasa (21/1).
Dari 1.344 para CEO yang disurvei di 68 negara, sebanyak 44% dari mereka optimistis dengan perbaikan ekonomi global selama 12 bulan ke depan. Kesimpulan itu lebih tinggi dari hasil survei yang pernah dilakukan tahun sebelumnya.
Uniknya, para CEO tersebut kurang optimistis dengan prospek bisnis mereka sendiri. "CEO hati-hati menyikapi pertumbuhan global yang lebih besar dan pengaruhnya ke pertumbuhan perusahaan mereka sendiri," kata PwC dalam sebuah laporan .
Namun begitu, menurut PwC, para CEO telah melewati masa sulit di 2013, dan sekarang berusaha mencari jalan meningkatkan pertumbuhan kinerja perusahaannya.
Sementara itu, kebijakan pemerintah dalam mengejar pertumbuhan ekonomi menjadi perhatian utama di kalangan CEO. Mayoritas atau sekitar 72% CEO beranggapan, kebijakan pemerintah bisa menjadi ancaman atas prospek pertumbuhan bisnis mereka.
Para CEO tersebut tidak hanya khawatir dengan lambatnya pertumbuhan di negara maju, tetapi mereka khawatir adanya perlambatan di negara berkembang. Mereka percaya, tren global termasuk kemajuan teknologi akan menggeser demografis kekuatan ekonomi global yang bisa mempengaruhi bisnis mereka.
Hasil riset itu juga menemukan, bahwa CEO umumnya memiliki harapan terhadap pertumbuhan dan juga inovasi. Hasil survei CEO yang diluncurkan PwC ini merupakan hasil survey yang ke-17 yang diumumkan di acara forum ekonomi dunia yang diselenggarakan di Davos.