kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,91   -17,61   -1.88%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CEO termahal ternyata tak cemerlang dalam bekerja


Rabu, 27 Juli 2016 / 20:59 WIB
CEO termahal ternyata tak cemerlang dalam bekerja


Sumber: money.cnn | Editor: Mesti Sinaga

Sebuah laporan terbaru dari MSCI menyimpulkan ternyata para CEO yang dibayar lebih tinggi cenderung menjalankan perusahaan dengan kinerja  yang buruk. Sementara para CEO lain yang dibayar lebih rendah, mampu mencapai kinerja yang jauh lebih baik.  

Para penulis laporan MSCI – yang telah meneliti 429 perusahaan besar di Amerika Serikat selama 10 tahun – menyimpulkan temuan mereka dengan kalimat ini :  “Apakah bayaran CEO mencerminkan  kinerja saham perusahaan dalam jangka panjang? Dalam satu kata: ‘tidak’.”

Laporan tersebut juga menemukan bahwa imbal hasil yang diterima para pemegang saham  lebih dari satu dekade  lebih tinggi 39% dari perusahaan yang dikelola oleh CEO yang penghasilannya berada di kelompok 20% terendah dibandingkan dengan CEO yang penghasilannya berada di kelompok 20% tertinggi .

Pola semacam  ini bahkan  terjadi di semua sektor bisnis.

Menurut para peneliti MSCI tersebut, perusahaan di mana CEO-nya dibayar di atas rata-rata sektor, "kinerjanya secara signifikan lebih rendah’ dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang CEO-nya dibayar di bawah rata-rata industri.

Bahkan ketika seorang CEO menerima sebagian besar kompensasi mereka dalam bentuk insentif saham perusahaan, hal itu pun tidak menyebabkan kinerja yang lebih baik. CEO rata-rata mendapat sekitar 70% dari pendapatan tahunan mereka dalam bentuk insentif saham.

Lantas, bagaimana perusahaan-perusahaan memperbaiki terpisahnya antara upah dengan kinerja?

Bagaimana perusahaan harus memperbaiki ini membagi bayar kinerja ?

MSCI menyarankan agar perusahaan mulai melaporkan gaji kumulatif CEO mereka sepanjang masa jabatan mereka, bukan hanya gaji tahunan mereka.

Gaji para eksekutif menjadi sorotan pekan ini setelah Yahoo  dijual kepada Verizon senilai US$ 4,8 miliar.

CEO Yahoo Marissa Mayer , yang gagal memulihkan perusahaan teknologi legendaris, diperkirakan memperoleh pendapatan sekitar US$ 219 juta  selama empat tahun masa jabatannya. Pendapatan ini mencakup "parasut emas" yang sangat besar.




TERBARU

[X]
×