Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Hingga akhir Desember 2015, implementasi kesepakatan Cetak biru Masyarakat Ekonomi Asean / MEA 2015 telah mencapai 93,9% atau sebanyak 475 dari total 506 komitmen (measures). ASEAN terus bekerja keras untuk memenuhi seluruh komitmennya pada Cetak Biru MEA 2015.
“Cetak Biru MEA 2025 akan meningkatkan agenda integrasi ekonomi dan membangun kemajuan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan ASEAN pada masa yang akan datang,” ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, dalam siaran persnya, Kamis (4/8).
Para Menteri Ekonomi ASEAN menyambut baik diselesaikannya the Second Protocol to Amend the ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA) guna meningkatkan iklim investasi yang lebih transparan dan terbuka bagi investor.
Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan investasi asing langsung ke dalam kawasan ASEAN. Protokol ini akan ditandatangan secara ad referendum paling lambat pada Pertemuan KTT ASEAN bulan September mendatang.
Total investasi asing langsung yang masuk ke ASEAN pada tahun 2014 sebesar US$ 120 miliar, dimana sumber utama investasi berasal dari intra-ASEAN sebesar 18,5% menandakan dampak positif dari integrasi ASEAN. Kemudian diikuti oleh sumber eksternal dari Uni Eropa (16,4%), Jepang (14,5%), Amerika Serikat (10,2%), dan China (6,8%).
Sektor jasa tetap menjadi penerima terbesar dari FDI pada tahun 2015 sebesar US$ 72 miliar atau 60% dari total FDI ke ASEAN, diikuti oleh sektor manufaktur sebesar 24,2%.
Kerja sama ASEAN dalam kurun waktu 10 tahun ke depan akan difokuskan pada upaya memperdalam integrasi ekonomi di kawasan dan kerangka kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan pemantauan Cetak Biru yang efektif.
Saat ini, Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN mencapai US$ 2,43 triliun tahun 2015, melebihi Prancis untuk menjadi ekonomi terbesar ke-6 di dunia. Pertumbuhan PDB riil ASEAN diproyeksikan mencapai 4,5% di 2016 dan akan ditingkatkan sampai 4,8% pada tahun 2017.
Pasar Utama Ekspor ASEAN relatif tidak mengalami perubahan dan konsisten pada pasar tradisional dengan komposisi pangsa ekspor intra-ASEAN (24%), RRT (15,2%), Jepang (10,5%), Uni Eropa (10%,), dan Amerika Serikat (9,3%). Sementara itu, total perdagangan intra-ASEAN tetap tangguh dan mencapai USD 2,28 triliun pada tahun 2015, dimana 24% adalah perdagangan intra-ASEAN.