Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
BEIJING. Dalam 11 bulan tahun ini, investasi asing langsung yang masuk ke China naik 3,9 % menjadi 731,8 miliar yuan (US$ 105,53 miliar) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
China berencana untuk menggenjot masuknya investasi asing ini dengan memberikan kelonggaran untuk masuk di sektor jasa antara lain perbankan, asuransi, sekuritas dan perusahaan perdagangan.
Sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (30/12), National Development and Reform Commission/Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) tidak memberikan rincian batas waktu bagi investasi asing di sektor jasa keuangan.
Pada konferensi pers yang diadakan setelah rilis dokumen, Wakil Ketua NDRC Ning Jizhe, mengatakan bahwa pemerintah akan mempertahankan "beberapa kontrol" pada investasi sektor keuangan tersebut. Namun ia tidak merincikannya.
Bisnis yang NDRC dialokasikan untuk mendorong sektor manufaktur seperti peralatan rel transportasi, sepeda motor, lemak dan minyak konsumsi, dan bahan bakar etanol. NDRC juga mengatakan China akan mencabut pembatasan investasi asing dalam produksi minyak dan gas non konvensional, yang biasanya mengacu pada pengembangan deposit minyak serpih.
Ahli perindustrian mencatat China telah mengizinkan perusahaan asing seperti Shell dan BP untuk mengeksplorasi dan mengembangkan minyak serpih dan gas dengan joint venture bersama perusahaan China. Secara perlahan, China juga menjanjikan akan membuka akses sensitif seperti telekomunikasi, pendidikan, internet untuk investasi asing, serta layanan kredit-rating yang lebih longgar.
Rapat kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang pekan ini mengatakan China akan mengambil tindakan lebih untuk membuka dan menarik investasi asing, misalnya membuka sektor manufaktur negara itu.
Menurut perkiraan Kementerian Perdagangan China, Outbond Direct investment (ODI) non-keuangan China diatur untuk mengungguli investasi asing langsung yang masuk ke China. Di mana nilai investasi tersebut mencapai 335 miliar yuan tahun ini.