Sumber: Global Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kelompok kapal angkatan laut milik China dan Singapura dilaporkan telah berkumpul di perairan Laut China Selatan untuk berpartisipasi dalam latihan bersama.
Dilansir dari Global Times, latihan bersama dilakukan pada hari Kamis (25/2) di perairan dekat Singapura yang merupakan perairan internasional di ujung selatan Laut Cina Selatan.
Kementerian Pertahanan Singapura mengatakan bahwa tujuan dari latihan tersebut adalah untuk meningkatkan kepercayaan dan mempererat persahabatan di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: China bangun sistem latihan militer baru, perkuat kemampuan memenangkan perang
Dilaporkan bahwa Angkatan Laut China mengirim kapal perusak berpeluru kendali Guiyang dan fregat berpeluru kendali Zaozhuang. Keduanya merupakan bagian dari Satgas Pengawal ke-36 Angkatan Laut.
Sementara itu, Angkatan Laut Singapura diwakili oleh fregat siluman dari kelas Formidable, RSS Intrepid, dan kapal misi pesisir dari kelas Independence, RSS Sovereignty.
Latihan militer tersebut berfokus pada upaya operasi komunikasi, gerakan formasi, serta pencarian dan penyelamatan bersama.
Peneliti senior di PLA Naval Military Studies Research Institute, Zhang Junshe, mengatakan kepada Global Times bahwa latihan bersama tersebut telah memperkuat interaksi persahabatan antara angkatan laut China dan Singapura.
Baca Juga: Pesawat amfibi terbesar di dunia milik China telah masuk fase manufaktur
Lebih lanjut, latihan militer bersama kedua negara juga bertujuan untuk menjaga keamanan dan stabilitas kawasan.
"Latihan ini mempromosikan saling pengertian, meningkatkan kepercayaan, dan meletakkan dasar yang baik untuk lebih memperkuat kerja sama keamanan maritim," ungkap Zhang.
Zhang mengatakan subjek penting dari latihan ini adalah pencarian dan penyelamatan bersama. Ia menyoroti Laut Cina Selatan sebagai jalur pelayaran internasional yang penting dengan 100.000 kapal dari berbagai negara melewatinya setiap tahun.
Bukan cuma itu, Zhang turut melihat besarnya potensi bencana alam di samping kecelakaan akibat kesalahan manusia. Untuk itu, militer dari semua negara memiliki tanggung jawab untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di laut.
"Jika ada bencana maritim di Laut China Selatan di masa mendatang, Angkatan Laut China dan Singapura dapat bersama-sama melakukan operasi pencarian dan penyelamatan serta menjaga navigasi yang aman di Laut China Selatan," ungkap Zhang kepada Global Times, Kamis (25/2).