kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China dan Taiwan terlibat perang kata-kata soal serangan rasis ke WHO


Sabtu, 11 April 2020 / 06:58 WIB
China dan Taiwan terlibat perang kata-kata soal serangan rasis ke WHO
ILUSTRASI. China dan Taiwan terlibat perang kata-kata soal tuduhan rasis yang dialamatkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China dan Taiwan terlibat perang kata-kata soal tuduhan rasis yang dialamatkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

China menuduh Taiwan menyerang WHO dan mengambil keuntungan dari krisis wabah corona ini untuk mencari kemerdekaan. China juga menuduh Taiwan berkonspirasi dengan pengguna internet untuk menyebarkan komentar rasis, setelah kepala WHO mengatakan serangan rasis yang diarahkan kepadanya telah datang dari Taiwan.

Al Jazeera melaporkan, Taiwan menanggapi dengan marah atas pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tersebut dan menuntut dia meminta maaf. Taiwan menyatakan tuduhan itu sebagai fitnah dan sangat tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: AS ancam stop dana untuk WHO karena dituduh abaikan peringatan Taiwan soal corona

Taiwan, yang diklaim China masuk dalam wilayahnya, dikeluarkan dari WHO karena China keberatan dengan keanggotaan Taiwan.

Pemerintah Taiwan mengatakan akibat keputusan WHO mengakibatkan Taiwan tidak dapat memperoleh informasi yang tepat waktu, sehingga membahayakan kehidupan warga Taiwan. WHO membantah tuduhan itu.

China menyatakan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan sedang mencari kemerdekaan formal Taiwan. Tetapi Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menegaskan Taiwan sudah menjadi negara merdeka.

Dalam sebuah pernyataan Kamis malam lalu, Kantor Urusan Taiwan China membidik otoritas DPP.

"Otoritas DPP secara tidak hati-hati menggunakan virus coeona untuk mencari kemerdekaan, menyerang WHO dan orang-orang yang bertanggung jawab secara keji, berkomplot dengan tentara internet hijau untuk menyebarkan komentar rasis secara ceroboh," katanya. "Kami sangat mengutuk ini."

Sementara Kementerian Kehakiman Taiwan membantah tudingan itu. Menurut Kementerian Kehakiman Taiwan, posting Twitter yang dimaksudkan berasal dari orang Taiwan yang meminta maaf kepada Tedros atas cemoohan rasis sebenarnya diposting oleh orang-orang di China daratan.

"Ada kekhawatiran itu adalah operasi yang disengaja oleh pasukan luar negeri," kata biro penyelidikan kementerian itu.

Taiwan telah melaporkan sedikitnya 380 kasus virus ckorona sampai saat ini, jauh lebih rendah daripada banyak negara tetangganya berkat upaya pencegahan dini dan efektif.

Baca Juga: Dikritik Trump karena terlalu fokus ke China, ini pembelaan bos WHO




TERBARU

[X]
×