kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China diramal akan membiarkan yuan keok lebih lanjut, ini penjelasan analis


Kamis, 06 Februari 2020 / 07:40 WIB
China diramal akan membiarkan yuan keok lebih lanjut, ini penjelasan analis
ILUSTRASI. Mata uang China, yuan. REUTERS/Stringer


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Ken Cheung Kin-tai, kepala ahli strategi mata uang Asia di Mizuho Bank mengatakan bahwa pelemahan yuan belum tentu menarik kritik dari Presiden AS Trump kali ini, karena depresiasi saat ini didorong oleh faktor domestik dan tidak digunakan untuk mengimbangi kenaikan tarif AS .

"[Juga] Trump sepertinya tidak mungkin untuk membuka kembali perang dagang sebelum pemilihan AS," tambah Cheung, menunjukkan bahwa AS akan lebih cenderung untuk mengoordinasikan upaya global untuk mengendalikan virus.

Baca Juga: Nilai kapitalisasi market bursa China tergerus hingga Rp 5.754 triliun dalam sehari!

Dalam pidatonya di State of the Union pada Selasa malam di Washington, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat bekerja sama dengan China untuk memerangi wabah tersebut. "Kami berkoordinasi dengan pemerintah China dan bekerja sama secara erat dalam membasmi wabah koronavirus di China," katanya, tanpa memberikan perincian seperti yang dikutip South China Morning Post.

PBOC minggu ini menurunkan biaya pendanaan untuk bank-bank komersial dengan memangkas suku bunga pasar uang pada repo terbalik 7-hari dan 14-hari masing-masing 10 basis poin menjadi 2,40% dan 2,55%. Tetapi masih ada keraguan apakah ini akan membantu bank memberikan kredit kepada usaha kecil dan menengah.

Baca Juga: Virus corona menjadi sentimen penggerak GBP/JPY daripada brexit

Presiden Xi Jinping secara terbuka menyatakan bahwa virus corona secara langsung mempengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial China. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS [CDC] mengatakan sedang merencanakan untuk menyebut virus ini menjadi pandemi global.




TERBARU

[X]
×