Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Guilin, kapal perusak rudal berpemandu Type 052D yang baru bergabung dengan Komando Teater Laut Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) berpartisipasi dalam latihan tembakan langsung pada awal 2022.
Sebuah detasemen kapal perusak yang berafiliasi dengan Angkatan Laut Komando Teater Selatan PLA baru-baru ini mengorganisir serangkaian latihan intensif di bawah skenario pertempuran yang realistis.
Armada yang terdiri dari Guilin serta fregat rudal berpemandu Tipe 054A Hengyang dan Huangshan berlatih kursus, termasuk penggunaan senjata yang sebenarnya dan serangan terhadap kapal selam, js7tv.cn, situs berita video yang berafiliasi dengan PLA, melaporkan.
Ini adalah pertama kalinya sebuah laporan media resmi mengonfirmasikan Guilin telah memasuki layanan Angkatan Laut Komando Teater Selatan PLA.
Selama latihan, tiga kapal perang dengan cepat mengubah arah dan kecepatan saat berlayar dan membentuk formasi serangan, dengan Guilin melepaskan tembakan pertama, setelah itu Hengyang melanjutkan dengan serangan bebas, sebut laporan js7tv.cn.
Baca Juga: Parlemen Taiwan Setuju Tambahan Anggaran Pertahanan untuk Lawan China
Kapal perusak Type 052D, yang merupakan varian terbaru yang sering disebut sebagai Type 052DL, dilengkapi dengan radar anti-siluman dan dek penerbangan helikopter yang diperluas.
"Kami bersikeras pada standar pertempuran realistis yang keras dan ketat dalam latihan maritim yang sangat intensif ini, dan fokus pada peningkatan kualitas dan hasil pelatihan," kata Kapten Guo Wei, Komandan Guilin.
"Latihan tersebut menetapkan target udara, bawah air dan permukaan, dan taktik kami diuji dalam latihan tembakan langsung," ujar Guo kepada js7tv.cn, seperti dikutip Global Times, Kamis (13/1).
Sementara Lhasa, kapal perusak besar kedua China Type 055 berbobot 10.000 ton yang mulai beroperasi pada Maret 2021, juga baru-baru ini melakukan latihan maritim intensif.
Laporan js7tv.cn juga menyebutkan latihan militer lain oleh Angkatan Laut PLA baru-baru ini, termasuk pengintaian dan penyerangan oleh Korps Marinir dari garis pantai Utara ke Selatan. Lalu, latihan serangan target permukaan dan penerbangan ketinggian rendah oleh pembom H-6G dan H-6J.