kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

China Gelontorkan Dana Lebih Banyak Dari AS, Dukung Infrastruktur Negara di Dunia


Jumat, 13 September 2024 / 14:51 WIB
China Gelontorkan Dana Lebih Banyak Dari AS, Dukung Infrastruktur Negara di Dunia
ILUSTRASI. Russian President Vladimir Putin, UN Secretary-General Antonio Guterres, Kazakh President Kassym-Jomart Tokayev and Indonesian President Joko Widodo attend the opening ceremony of the third Belt and Road Forum for International Cooperation at the Great Hall of the People on October 18, 2023 in Beijing, China. (Photo by VCG?via REUTERS)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menghabiskan dana lebih besar untuk investasi infrastruktur di seluruh negara dunia. Nilai proyek infrastruktur yang dilakukan oleh China lebih besar sembilan kali lipat ketimbang Amerika Serikat (AS) selama delapan tahun. 

Laporan pengawas pemerintah yang dikutip Bloomberg juga menemukan tantangan yang dihadapi Amerika Serikat saat bersaing untuk mendapatkan pengaruh negara-negara miskin dari China.

Berdasarkan data dari Kantor Akuntabilitas Pemerintah alias Government Accountability Office (GAO), China meminjamkan dana sebesar US$ 679 miliar di bawah proyek yang diberi nama Inisiatif Sabuk dan Jalan alias Belt and Road Initiative. Proyek ini dilakukan sejak tahun 2013 hingga 2021. Proyek-proyek ini mengerjakan jalan raya, pembangkit listrik, dan telekomunikasi. Sementara, AS hanya menyediakan US$ 76 miliar dalam periode yang sama.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Diperkirakan Meningkat pada Agustus 2024

Nilai investasi China paling besar diberikan kepada Rusia yang menerima sebesar US$ 104 miliar. Ini menjadi tanda kerjasama kedua negara yang semakin dalam. Sisanya dana tersebut untuk mendanai jalur kereta api di Kenya, transmisi tenaga hidroelektrik di Angola, dan proyek-proyek lain di seluruh dunia. Dimana sebagian besar dana tersebut diberikan kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

"Investasi tersebut terbukti dapat lebih meningkatkan pengaruh diplomatik dan strategis China atas negara-negara tuan rumah, serta kekuatan lunak dan reputasi globalnya," kata laporan itu. Laporan yang mengutip penerima mengatakan bahwa Belt and Road berfungsi untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang signifikan di negara mereka. 

Perwakilan dari Bank Ekspor-Impor dan International Development Finance Corporation tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg. Laporan tersebut juga meneguhkan upaya cepat tanggap dari China yang bersedia menggelontorkan dana cukup besar kepada negara di Afrika dan sekitarnya. "Kesediaan China untuk meminjamkan uang dengan cepat dengan perlindungan minimum, sebagai cara untuk memperluas pengaruhnya," tulis laporan tersebut. 

Sebagian besar pendanaan China berasal dari pinjaman antarpemerintah. Seorang mantan pejabat pemerintah Kenya dikutip dalam laporan itu mengatakan negaranya lebih suka mendapatkan pembiayaan dari Amerika. Namun, ia mengatakan pembiayaan atau bantuan dari AS terbatas, sulit diakses, dan lebih lambat diberikan. 

GAO juga mendokumentasikan sisi buruk pinjaman Belt and Road. Laporan tersebut mencontohkan polusi udara dan air, dan kasus-kasus yang melanggar hak atas tanah beberapa penduduk asli diabaikan. 

Baca Juga: Mengacu Nilai PDB, Ini Dia 10 Negara Terkaya di Dunia Tahun 2024

Meskipun dikatakan pinjaman China dikaitkan dengan hasil positif, beberapa proyek juga gagal atau bahkan sarat suap-menyuap. Dalam satu contoh, laporan itu mengutip seorang pejabat tinggi yang tidak disebutkan namanya ditawari suap oleh seorang warga negara China sebagai imbalan untuk melepaskan dukungannya terhadap kasus terhadap proyek Belt and Road. Jika dia menolak, lain akan mendapatkan suap dan kasusnya akan dibatalkan. 

"Pejabat itu menolak suap, dan memberi tahu kami bahwa kasus hukum tersebut kemudian dibatalkan, dan proyek tersebut disetujui," kata laporan itu.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×