kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China hapus minyak dari daftar tarif


Sabtu, 11 Agustus 2018 / 12:15 WIB
China hapus minyak dari daftar tarif


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China memutuskan menghapus minyak mentah dari daftar produk Amerika Serikat (AS) yang dikenai tarif. Sumber Reuters mengatakan, ini merupakan lobi dari importir minyak utama, Sinopec Group.

Ini seakan menandakan pentingnya AS sebagai produsen minyak penting dan sumber pasokan bagi importir papan atas Tiongkok. Impor minyak Negeri Panda itu mencapai US$ 8 miliar per tahun. Pada tahun 2018, Sinopec diproyeksi mengimpor 300.000 barel per hari (bpd). "Sinopec melakukan banyak upaya lobi dengan pemerintah," kata sumber. Sinopec telah mempengaruhi keputusan kebijakan berbagai lembaga seperti Departemen Keuangan dan Kementerian Perdagangan. Namun, Sinopec menolak berkomentar.

Revisi ini terjadi setelah Sinopec menunda pemesanan baru hingga setidaknya Oktober 2018 atas kekhawatiran pengenaan tarif 25%. "AS akan menjadi sumber pasokan minyak baru terbesar di luar OPEC. Ini demi kepentingan China diversifikasi pasokan," kata sumber lain.

Beberapa analis mengatakan, China tergantung berat pada impor minyak mentah. "Masalah bagi China adalah setiap tarif ekspor AS termasuk minyak, bisa merugikan ekonomi mereka sendiri secara tidak proporsional, karena mereka harus mengimpor," kata Kenneth Medlock, Direktur Senior Pusat Studi Energi di Rice University Baker Institute untuk kebijakan publik. China harus menemukan bagaimana mengubah susunan pasokan ekspor global.

Meskipun, minyak mentah tidak masuk dalam daftar bahan bakar dimurnikan yang terkena tarif 25% pada 23 Agustus mendatang. Bahan bakar lain seperti propana, minyak tanah, solar dan pelumas masih tetap dikenai tarif tambahan. Propana akan menjadi item utama kena tarif. Nilai impor China atas propana mencapai US$ 2 miliar pada tahun lalu.

Impor dari Iran

Pada Juni 2018, pembelian minyak mentah AS melesat ke rekor tertinggi sebesar 553.000 bpd senilai US$ 1 miliar. Kini, China juga membeli sekitar 650.000 bpd minyak dari Iran senilai US$ 15 miliar per tahun.

Bahkan perusahaan minyak raksasa Negara Tembok Raksasa, China National Petroleum Corp (CNPC) dan Sinopec telah menginvestasikan miliaran dollar AS di ladang minyak Iran dan telah mengimpor produksi.

Sumber menyebut, jika suhu perang dagang antara AS-China makin memanas, maka Trump akan mengenakan tarif US$ 200 miliar dalam barang China. Sementara, China akan memasukkan kembali minyak mentah AS ke dalam daftar.

"Keputusan China menjatuhkan minyak mentah merupakan upaya menjaga mentah AS sebagai leverage negosiasi potensial," kata Michal Meidan dalam riset terkait aspek energi Kamis (9/8). Dia juga menyebut, China ingin memberi waktu pada para pembeli membawa minyak mentah AS yang sudah dibeli.




TERBARU

[X]
×