Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. China akan menghapus tarif impor bagi importir barang-barang dari Amerika Serikat. Babi dan kedelai menjadi daftar tarif yang akan dihapus. Keputusan ini sebagai keputusan positif dalam perundingan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Kementerian Keuangan China menyatakan, pembebasan tarif impor ini baru didapat jika importir mengajukan permohonan pembebasan tarif impor. Sayangnya, selain babi dan kedelai, Chiana tak merinci barang-barang yang dikecualikan pembebasan tarif impor.
Mengutip Reuters, Sabtu (7/12), perdagangan kedelai dan daging babi merosot, seiring dengan ketegangan dua ekonomi terbesar di dunia. Maklum, komoditas tersebut masuk dalam daftar hitam di antara ribuan barang AS yang dikenakan tarif impor oleh China sejak Juli 2018 lalu.
Baca Juga: China menghapus tarif impor kedelai dan daging babi AS
Efek perang dagang tak hanya membuat perdagangan di China melambat, tapi para petani kedelai dan peternak babi juga juga merasakan efeknya. China selama ini menjadi pasar terbesar AS, khususnya untuk kedelai dan babi.
Sebagai gambaran, ekspor kedelai AS ke China turun menjadi US$ 3,1 miliar, merosot jauh dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$12,2 miliar.
Adapun, beberapa pekan terakhir, harga daging babi di China melonjak lebih dari dua kali lipat. Harga kini memang beranjakturun, tetapi ada kekhawatiran harga akan melonjak menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru.
Hingga saat ini, AS dan China masih berupaya mencapai kesepakatan dagang. Kedua pihak akan berunding pada 15 Desember nanti, ketika tarif baru AS terhadap barang-barang China dimulai.
Presiden AS Donald Trump belum memastikan perkembangan dalam perundingan dagang kedua negara. "Saat ini, kita bergerak bersama, kita tidak membahas itu," kata Trump. Adapun, para analis pesimistis perkembangan perundingan perang dagang antara AS dan China akan terjadi menjelang libur akhir tahun 2019 ini.
Meski perundingan tidak akan komprehensif jelang akhir tahun, para analis yakintidak akan terjadi pukulan dalam waktu dekat lantaran libur akhir tahun."Pasar tidak berharap terjadi putaran tarif berikutnya, tetapi juga skeptis melihat kesepakatan fase satu jelang libur Natal ini," imbuh Edward Moya, Analis Pasar di OANDA.