Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. China telah memenangkan pertempuran dalam hal kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan Amerika Serikat dan China menuju dominasi global karena kemajuan teknologinya. Hal itu dikatakan mantan kepala software Pentagon kepada Financial Times.
Melansir Reuters, Senin (11/10), China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, kemungkinan akan mendominasi munculnya banyak teknologi utama, terutama kecerdasan buatan, biologi sintetik, dan genetika dalam satu dekade atau lebih ke depan, menurut penilaian inteligen Barat.
Chief software officer pertama Pentagon, Nicolas Chaillan, yang mengundurkan diri sebagai protes terhadap lambatnya transformasi teknologi di militer AS, mengatakan kegagalan untuk merespons membahayakan Amerika Serikat.
Baca Juga: Akan Ada Voting, Demokrat AS Berjuang Meloloskan RUU Infrastruktur US$ 1 Triliun
“Kami tidak memiliki peluang bersaing melawan China dalam 15 hingga 20 tahun. Saat ini, itu sudah menjadi kesepakatan; menurut saya itu sudah berakhir,” katanya kepada surat kabar itu. "Apakah dibutuhkan perang atau tidak, itu semacam anekdot."
Dia mengatakan pertahanan siber AS di beberapa departemen pemerintah berada di "tingkat taman kanak-kanak".
Chaillan mengumumkan pengunduran dirinya pada awal September, dengan mengatakan para pejabat militer berulang kali ditugaskan untuk inisiatif siber yang mereka kurang berpengalaman.
Seorang juru bicara Departemen Angkatan Udara AS mengatakan Frank Kendall, sekretaris Angkatan Udara AS, telah mendiskusikan dengan Chaillan rekomendasinya untuk pengembangan perangkat lunak departemen di masa depan setelah pengunduran dirinya dan berterima kasih atas kontribusinya.