Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Media pemerintah melaporkan pada Kamis (28/9/2023), China meluncurkan jalur kereta api berkecepatan tinggi pertamanya yang akan melintasi beberapa teluk dan melintasi sepanjang pantai provinsi tenggara Fujian dekat Selat Taiwan.
Mengutip Reuters yang melansir Xinhua, sebuah kereta peluru berangkat dari Fuzhou, ibu kota provinsi Fujian di Tiongkok timur pada Kamis pagi, membuka jalur kereta api Fuzhou-Xiamen-Zhangzhou sepanjang 277 km (172 mil).
Xinhua yang mengutip China State Railway Group Co Ltd, perusahaan kereta api negara tersebut, memberitakan ini adalah jalur cepat lintas laut pertama di China dengan kereta peluru yang melintasi jembatan melintasi tiga teluk pesisir dan mencapai kecepatan tertinggi 350 km per jam (218 mph).
Waktu perjalanan antara Fuzhou dan Xiamen, pusat ekonomi dan tujuan wisata populer, akan memakan waktu kurang dari satu jam.
China Railway Siyuan Survey and Design Group Co Ltd yang merancang proyek kereta api tersebut. Pada tahun 2022, China sudah memiliki 42.000 km jalur kereta api berkecepatan tinggi yang beroperasi, dan panjang jalur kereta api berkecepatan tinggi yang biasanya beroperasi dengan kecepatan 350 km per jam mendekati 3.200 km pada Juni 2022.
Baca Juga: Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta Bandung Terbit, Siap Beroperasi Secara Komersial
China baru-baru ini mengumumkan rincian rencananya untuk mengubah Fujian menjadi zona pembangunan terintegrasi dengan Taiwan, yang terletak di seberang provinsi tersebut.
China berharap hubungan ini akan meningkatkan peluang investasi dan mempermudah perjalanan.
Seorang pejabat pemerintah China mengatakan, jaringan transportasi multidimensi terintegrasi telah dibangun di Fujian yang akan memungkinkan secara teknis untuk membangun jalur transportasi berkecepatan tinggi yang menghubungkan provinsi tersebut dengan Taiwan.
Taiwan telah menolak rencana China sebelumnya untuk menghubungkan pulau itu dengan jaringan kereta api, yang memerlukan pembangunan terowongan bawah laut terpanjang di dunia di bawah Selat Taiwan.
Ketika ditanya tentang komentar tersebut, Dewan Urusan Daratan Taiwan yang membuat kebijakan mengenai China mengatakan bahwa proyek infrastruktur semacam itu tidak dapat “diputuskan secara sepihak”. Dijelaskan pula bahwa bahkan investasi Belt and Road China di luar negeri perlu didiskusikan dengan negara tuan rumah.
China memutuskan mekanisme pembicaraan formal dengan pemerintah Taiwan pada tahun 2016.
Baca Juga: Whoosh Resmi Jadi Nama Baru Kereta Cepat Jakarta Bandung
Secara terpisah, awal pekan ini China meluncurkan jalur monorel komersial pertama yang ditangguhkan di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei.
Monorel, yang menempuh jarak 10,5 km (6,5 mil), sepenuhnya otomatis dan hanya memerlukan pengoperasian manusia dalam keadaan darurat, China Daily melaporkan.