kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.471   -8,29   -0,11%
  • KOMPAS100 1.155   0,80   0,07%
  • LQ45 915   1,71   0,19%
  • ISSI 226   -0,58   -0,26%
  • IDX30 472   1,50   0,32%
  • IDXHIDIV20 570   2,43   0,43%
  • IDX80 132   0,27   0,20%
  • IDXV30 140   1,10   0,79%
  • IDXQ30 158   0,52   0,33%

China membantah telah menempatkan 250 mata-mata di ibu kota Uni Eropa


Senin, 11 Februari 2019 / 13:02 WIB
China membantah telah menempatkan 250 mata-mata di ibu kota Uni Eropa


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China membantah laporan media Eropa yang menyebut negara tersebut memiliki ratusan mata-mata yang ditugaskan di Brussels yang merupakan ibu kota de facto Uni Eropa. Sebelumnya saluran televisi Jerman, Welt melaporkan bahwa sejumbah diplomat dan pejabat militer Uni Eropa telah diperingatkan terkait adanya 250 agen mata-mata Tiongkok di kota tersebut.

Dilansir dari South China Morning Post, laporan tersebut berasal dari informan European External Action Service (EEAS), yang merupakan bagian dari Uni Eropa. Pihak China sendiri telah membantah laporan tersebut.

"Kami sangat terkejut dengan laporan yang tidak berdasar tersebut," kata pernyataan misi China untuk Uni Eropa di situs webnya. "China selalu menghormati kedaulatan semua negara, dan tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain," lanjut pernyataan tersebut.

Beijing disebut terus berkomitmen untuk menjaga hubungan yang sehat dan stabil dengan Uni Eropa. Dengan begitu semua pihak disebut harus memperlakukan hubungan China dan Uni Eropa secara objektif dan adil. "Dan tidak membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab," teas pernyataan tersebut.

Menurut laporan Welt, sebagian besar mata-mata menjalankan aksinya di dalam kedutaan atau unit perusahaan lokal yang berbasis di negara asal mereka.

Para diplomat bahkan disarankan untuk menghindari kawasan tertentu di Brussels. Termasuk restoran steak dan kafe yang berjarak cukup dekat dengan kantor Komisi Eropa dan EEAS.

Klaim Uni Eropa ini adalah yang bagian terbaru dalam gelombang tuduhan spionase yang dilakukan terhadap Beijing. Pada hari Jumat, kedutaan besar Tiongkok di Vilnius membalas apa yang disebutnya tuduhan "konyol" tentang mata-mata yang dibuat oleh Lithuania.

Badan intelijen negara Baltik tersebut pada pekan lalu menuduh China telah merekrut warganya untuk terlibat dalam kegiatan spionase dan mempengaruhi opini publik tentang isu-isu seperti kemerdekaan Tibet dan Taiwan.

"Karena ambisi ekonomi dan politik China di Lithuania dan negara-negara NATO dan UE lainnya meningkat, kegiatan intelijen dan layanan keamanan China menjadi semakin agresif," kata badan tersebut dalam laporan tahunan mereka.

Mantan negara Soviet juga telah bergabung dengan negara-negara Eropa lainnya dalam menyatakan pandangannya tentang kegiatan raksasa telekomunikasi China Huawei.

Kepala Departemen Keamanan Negara Lithuania Darius Jauniskis mengatakan pekan lalu bahwa agensinya menganalisis potensi ancaman yang ditimbulkan oleh Huawei, yang teknologinya digunakan untuk membangun jaringan 5G baru di negara itu.

Pada 11 Januari, polisi di Polandia menangkap direktur penjualan Huawei dan warga negara Polandia Wang Weijing atas tuduhan mata-mata. Meskipun dinas keamanan mengatakan penangkapan itu tidak terkait dengan Huawei, agen-agen intelijen AS telah memperingatkan sekutu Amerika tentang dugaan hubungan perusahaan dengan Beijing.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×