Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) dan China akan melanjutkan perundingan perdagangan pada pekan pekan depan. Negosiator AS bakal menekan China dengan tuntutan lama. Yakni meminta China mereformasi perlakuan hak kekayaan intelektual milik perusahaan-perusahaan AS, bila tidak ingin dikenakan kenaikan tarif impor.
Putaran baru perundingan perdagangan dimulai di Beijing pada Senin (11/2), setelah serangkaian perundingan terbaru berakhir di Washington pada pekan lalu tanpa kesepakatan. Juru runding AS menyatakan bahwa lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Seperti dikutip Reuters, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, persiapan sedang berlangsung dan pembicaraan akan terus fokus pada menekan Beijing untuk melakukan reformasi struktural.
Gedung Putih sendiri telah mengumumkan kerangka waktu pembicaraan di Beijing. Disebutkan, pejabat tingkat rendah akan memulai pertemuan pada Senin, dipimpin pihak AS yakni Wakil Perwakilan Perdagangan AS Jeffrey Gerrish.
Kemudian, pembicaraan berlanjut ke tingkat lebih tinggi akan berlangsung Kamis dan Jumat dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Lighthizer meminta China melakukan reformasi dan mengakhiri apa yang dianggap AS sebagai praktik perdagangan tidak adil termasuk pencurian kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk berbagi teknologi dengan perusahaan-perusahaan China.
China membantah terlibat dalam praktik semacam itu. “AS adalah produsen besar teknologi, dan inovasi, serta pengetahuan, dan rahasia dagang. Dan kita harus beroperasi di lingkungan di mana hal-hal itu dilindungi,” kata Lighthizer setelah pembicaraan di Gedung Putih seperti dikutip Reuters.
Kedua negara berusaha menuntaskan kesepakatan menjelang tenggat 1 Maret 2019 ketika tarif AS atas impor Cina senilai US$ 200 miliar dijadwalkan meningkat menjadi 25% dari 10%.
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia tidak berencana bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu itu. Pernyataan itu mengurangi harapan bahwa perjanjian perdagangan dapat dicapai dengan cepat.
"Kami mendengar daftar masalah yang harus diambil kedua presiden untuk membuat keputusan pada saat ini, sehingga merupakan indikasi bahwa segala sesuatu sedang ditangani. Tetapi kami juga mendengar bahwa ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Erin Ennis, Wakil Presiden Dewan Bisnis AS-China.
Meningkatnya ketegangan antara AS dan China telah merugikan kedua negara miliaran dolar dan mengguncang pasar keuangan global.
Jika negosiasi tidak mengalami kemajuan yang memadai, pejabat AS mengatakan, kenaikan tarif impor akan berlaku. AS dapat menyetujui memperpanjang tenggat waktu tanpa kesepakatan jika perundingan sedang berlangsung.
Namun, Trump mengatakan pada pekan lalu bahwa dia tidak berpikir tenggat waktu perlu diperpanjang, meskipun dia mengatakan kesepakatan mungkin tidak tertulis pada saat itu.