Sumber: Bloomberg | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump batal bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping sebelum tenggak waktu 1 Maret 2019 untuk mencegah pemberlakukan tarif tinggi di AS terhadap barang impor dari China.
Dilansir dari Bloomberg, saat ditanya wartawan di Gedung Putih pada Kamis (7/2) apakah dirinya akan bertemu dengan Xi Jinping bulan ini, Trump menjawab tidak dan menggelengkan kepala. Namun Trump bilang tetap ada kemungkinan keduanya akan bertatap muka nantinya.
Trump sebelumnya mengatakan kepada wartawan pada bulan lalu tentang berencana bertemu Xi Jinping pada akhir Februari karena ada peluang bagus kedua negara itu mencapai kesepakatan.
Pernyataan Trump tersebut kembali menyulut kekhawatiran bahwa kedua negara itu tidak akan mencapai kesepakatan sebelum akhir gencatan senjata 90 hari. Bursa Asia anjlok pada Jumat (8/2) di tengah kekhawatiran tersebut.
Waktu untuk AS dan China hampir habis untuk mencapai kesepakatan sebelum batas waktu yang sudah ditetapkan pemerintah Trump memberlakukan kenaikan tarif atas barang-barang impor dari China sebesar US$ 200 miliar.
Pemerintah AS mengatakan tenggat waktu yang sulit. Trump juga telah menyarankan untuk memperpanjang negosiasi di luar akhir bulan jika ada kemajuan.
Kepala Perunding Perdagangan AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin memimpin perwakilan AS akan menyambangi Beijing minggu depan sebagai bagian dari pembicaraan perdagangan. Lighthizer mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai.
Pejabat senior administrasi Pemerintahan Trump mengatakan keputusan untuk tidak melanjutkan pertemuan antara Xi dan Trump sebelum 1 Maret tidak boleh dibaca sebagai tanda perundingan macet. Namun, banyak pekerjaan yang masih perlu dilakukan oleh negosiator. Menurutnya, kedua presiden tersebut juga bisa berbicara melalui telepon.
Ada kekhawatiran yang tumbuh di kalangan pejabat Gedung Putih bahwa Trump dapat menyetujui kesepakatan yang tidak membahas masalah inti seperti dugaan pencurian kekayaan intelektual China. Tetapi presiden dan pejabat senior lainnya telah secara terbuka menyatakan bahwa negosiasi berjalan dengan baik dan bahwa kedua pihak terus menjembatani perbedaan mereka di setiap putaran pembicaraan.
Menurut sumber Bloomberg yang paham mengenai persoalan ini mengatakan, tim perdagangan Trump telah membahas langkah selanjutnya yang ditempuh terkait untuk negosiasi perdagangan itu pada sebuah pertemuan di Gedung Putih Rabu (6/2).
"Lighthizer dan Mnuchin tidak memiliki mandat untuk membawa kembali rancangan kesepakatan dari perjalanan mereka di Beijing, kata sumber tersebut." kata si sumber.
Sementara itu, Trump akan berta dang untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Vietnam pada 27- 28 Februari mendatang.
Derek Scissors, seorang pakar China di American Enterprise Institute mengatakan keterlambatan dalam pertemuan antara Trump dan Xi bukanlah pemecah kesepakatan.
“Pertemuan Trump dengan Xi membuat kemungkinan kesepakatan apa pun akan bertahan. Ketika disepakati bahwa mereka akan bertemu, diketahui pada waktu itu akan sulit untuk mencocokkan jadwal sebelum 2 Maret,” kata Scissors.
Dengan sendirinya, lanjut dia, penundaan sampai setelah 2 Maret bukanlah ancaman terhadap peluang kesepakatan.
Sedangkan penasihat ekonomi Trump, Larry Kudlow sebelumnya mengatakan di Gedung Putih bahwa pertemuan Trump-Xi masih sulit terwujud dalam waktu dekat tetapi kemungkinan untuk bertemu tetap ada.