kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China memblokir layanan WhatsApp


Selasa, 26 September 2017 / 11:18 WIB
China memblokir layanan WhatsApp


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - China kembali membatasi akses media sosial. Kali ini, China memblokir aplikasi pesan paling populer sedunia, WhatsApp. Pemblokiran ini dilakukan menjelang pertemuan akbar Partai Komunis China pada bulan depan.

Pesan teks WhatApp merupakan aplikasi milik Facebook terakhir yang masih bertahan di China. Sebelumnya aplikasi berbagi gambar Instagram sudah lebih dulu diblokir China. Malah, aplikasi utama Facebook diblokir sejak 2009 silam.

New York Times, Selasa (26/9) melaporkan, pada pertengahan Juli 2017 lalu, otoritas China sudah mulai menyensor pesan video, pengiriman foto dan file, termasuk obrolan suara menggunakan WhatsApp. Tapi layanan pesan teks WhatsApp masih berjalan normal.

Namun, sejak awal pekan ini pesan teks WhatsApp sudah terblokir di China. Nadim Kobeissi, seorang kriptografer di Symbolic Software mengatakan, perusahannya sudah mendeteksi gangguan WhatsApp di China sejak Rabu pekan lalu dan mulai Senin pekan ini seluruh layanan WhatsApp sudah terblokir. "Ini bukan metode teknis khas Pemerintah China dalam menyensor sesuatu," kata Kobeissi.

Pemblokiran aplikasi WhatsApp tersebut dilakukan saat China mempersiapkan Kongres Partai Komunis yang akan mulai digelar 18 Oktober mendatang. Kongres yang dilakukan lima tahun sekali itu akan menentukan masa depan China. Kongres akan memilih pimpinan Partai Komunis China. Pertemuan bulan depan tersebut diperkirakan akan meneguhkan kembali kekuasaan Presiden Xi Jinping.

Penutupan WhatsApp mengundang kekecewaan para pengguna media sosial di China.  "Saya akan kehilangan kontak dengan klien saya dan dipaksa kembali memakai telepon dan email untuk bekerja sekarang," keluh salah satu pengguna Weibo, aplikasi microblogging mirip Twitter.

"Bahkan WhatsApp diblokir sekarang? Saya akan segera keluar dari bisnis, " sahut pengguna media Weibo yang lain.

Pemblokiran WhatsApp akan mendorong banyak orang di China beralih ke aplikasi pesan lain yang lebih lancar dan cepat namun mudah dipantau oleh pihak berwenang China. Seperti aplikasi WeChat milik perusahaan internet terbesar China, Tencent.

Layanan pesan ini memiliki 963 juta pengguna aktif. WeChat juga memiliki beberapa kesamaan dengan WhatsApp namun memiliki fitur lebih beragam. Dan satu lagi perbedaan penting yakni hubungan dekat dengan Pemerintah China. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×