Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. China mengajukan protes keras terhadap Amerika Serikat (AS). China menuduh AS mengirim pesawat pengintai U-2 AS ke zona larangan terbang saat latihan militer China berlangsung pada hari Selasa, yang selanjutnya meningkatkan ketegangan antara Beijing dan Washington.
China telah lama mengecam aktivitas pengawasan AS, sementara Amerika Serikat mengeluhkan intersepsi "tidak aman" oleh pesawat China. Sementara misi semacam itu terjadi secara teratur, bagi China untuk membicarakannya di depan umum merupakan hal yang tidak biasa.
Baca Juga: Kejaksaan selidiki dugaan Trump memanipulasi aset untuk dapat keringanan pajak
Mengutip Reuters, Rabu (25/8), Kementerian Pertahanan China mengatakan U-2 terbang tanpa izin di atas zona larangan terbang di wilayah militer utara tempat latihan tembak langsung berlangsung, yang dinilai sangat mengganggu aktivitas latihan normal militer China.
Ini bisa dengan mudah menyebabkan kesalahpahaman atau kesalahpahaman atau "insiden tak terduga", tambah Kemenhan China.
"Itu adalah tindakan provokasi telanjang, dan China dengan tegas menentangnya, dan telah mengajukan protes tegas ke pihak AS," tulis Kemenhan China.
Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan penerbangan U-2 dilakukan di wilayah Indo-Pasifik dan itu dalam aturan dan regulasi internasional yang diterima yang mengatur penerbangan pesawat.
Baca Juga: Terus unjuk gigi, China gelar 4 latihan militer di 3 wilayah laut utama
"Personel Angkatan Udara Pasifik akan terus terbang dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional, pada waktu dan tempo yang kami pilih," kata militer AS dalam pernyataan itu.
Pesawat U-2 dapat terbang di ketinggian lebih dari 70.000 kaki dan melakukan aktivitas pengintaian dari jauh dan tidak harus memasuki zona larangan terbang.