Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China menghadapi keterasingan akibat meningkatnya pembatasan perjalanan internasional dan penangguhan penerbangan dari dan ke China, ketika jumlah korban tewas akibat penyebaran virus corona meningkat. Data terbaru korban tewas akibat virus corona mencapai 294 orang.
Epidemi ini telah menyebabkan evakuasi massal warga asing ketika maskapai penerbangan dunia menghentikan penerbangan, dan risiko ini memperburuk perlambatan pertumbuhan ekonomi China.
Semua kematian yang dilaporkan dari virus tersebut terjadi di China.
Baca Juga: Update virus corona: Korban tewas mendekati 300 orang, terinfeksi 13.700 kasus
Reuters melaporkan, militer Rusia akan mulai mengevakuasi warga Rusia dari China pada hari Senin dan Selasa, kantor berita Interfax dan TASS melaporkan. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip mengatakan evakuasi akan dari daerah yang paling terkena dampak wabah.
Rusia, yang telah membatasi penerbangan langsung dengan mitra dagang terbesarnya tersebut, juga mengatakan mereka menangguhkan perjalanan bebas visa bagi pengunjung Tiongkok dan menghentikan visa kerja.
Sebagian besar kasus internasional terjadi pada orang yang baru-baru ini bepergian ke atau sedang berkunjung dari provinsi Hubei, pusat wabah.
Hubei telah berada di bawah karantina virtual selama seminggu terakhir, dengan jalan ditutup dan transportasi umum ditutup. Di tempat lain, otoritas Cina menempatkan pembatasan yang semakin besar pada perjalanan dan bisnis.
Di Beijing, konter didirikan di pintu masuk perumahan, tempat para sukarelawan yang mengenakan pita merah dan topeng mencatat detail penduduk yang kembali dari kampung halaman mereka setelah liburan Tahun Baru Imlek.
"Selama saya dilindungi dengan baik dan tidak pergi ke tempat-tempat ramai, saya tidak merasa takut sama sekali tentang kota asal saya atau Beijing," kata seorang pekerja migran berusia 58 tahun yang bermarga Sun.
Yang lain lebih khawatir. “Akan ada sejumlah besar orang yang kembali ke kota. Saya pikir itu akan menempatkan Beijing pada risiko lebih banyak infeksi,” kata Zhang Chunlei, 45, pekerja migran lain yang kembali.
Baca Juga: Makin banyak negara yang mengevakuasi warganya dari China, ini daftarnya