kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China Menguasai Kendali Pasokan LNG Ketika Permintaan Global Meningkat


Selasa, 21 Februari 2023 / 17:04 WIB
China Menguasai Kendali Pasokan LNG Ketika Permintaan Global Meningkat
ILUSTRASI. China yang sedang gencar menandatangani kontrak jangka panjang baru untuk Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China yang sedang gencar menandatangani kontrak jangka panjang baru untuk Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair berjanji untuk menciptaan lebih banyak kendali atas pasar global pada saat persaingan kargo sedang booming.

Melansir Bloomberg, Selasa (21/2), perusahaan China mendominasi sebagian besar kontrak pembelian LNG dari negara mana pun dan tumbuh menjadi perantara impor utama sektor tersebut. Sementara itu, pembeli LNG dari China menjual kembali banyak kargo ke penawar tertinggi di Eropa serta Asia dan tindakan tersebut secara efektif membuat China mengambil alih sebagian besar pasokan energi.

Menurut analisis data BloombergNEF, sebagian besar perusahaan yang berbasis di China mengambil bagian sekitar 15% dari semua kontrak pasokan LNG hingga tahun 2027. Tren itu akan meningkat karena perusahaan China berusaha mengunci lebih banyak kontrak jangka panjang, yang secara efektif akan memberi pedagang mereka kendali atas bahan bakar selama beberapa dekade.

BloombergNEF juga menyebut China telah menandatangani lebih banyak kontrak dari pembeli di AS daripada negara lain sejak 2021. Diperkirakan lebih banyak kontrak akan terjadi karena perusahaan China sedang bernegosiasi dengan eksportir di AS dan volume kontrak jangka panjang China kemungkinan akan naik 12% pada tahun 2023, dimulai dari AS dan Qatar.

Baca Juga: Lagi, Bank Sentral China Pertahankan Bunga Acuan

China memperluas pengaruhnya atas komoditas yang penting bagi perekonomian negara, misalnya tembaga hingga logam tanah jarang (LTJ) dan melakukan transisi dunia dari kebutuhan bahan bakar fosil. Negara itu telah menjadi salah satu importir LNG utama dunia dalam waktu singkat di tengah dorongan Beijing untuk memastikan pasokan energi tetap aman.

Namun demikian, langkah yang dilakukan China itu bisa menjadi pedang bermata dua di pasar dunia, yakni China dapat menciptakan stabilitas selama masa krisis energi global. Tetapi juga dapat menahan pasokan dan membuat harga melambung tinggi jika kebutuhan di dalam negeri harus dipenuhi.

“China berkembang dari pasar impor yang pesat menjadi pemain yang lebih fleksibel dengan peningkatan kemampuan untuk menyeimbangkan pasar LNG global,” kata Shell Plc dalam laporan prospek LNG tahunan yang dirilis minggu lalu.

Pengaruh China sangat terlihat tahun lalu selama krisis energi global, apalagi ketika kebijakan Covid yang ketat dan harga spot yang tinggi menahan permintaan negara, mendorongnya untuk mengalihkan pengiriman yang tidak diinginkan ke daerah yang lebih membutuhkan.

“Jika bukan karena permintaan LNG China yang lebih rendah pada tahun 2022, pasar gas global dan keamanan energi Eropa akan berada dalam keadaan yang jauh lebih berbahaya,” kata Analis Energi di Credit Suisse Group AG Saul Kavonic.

Di samping itu, menurut laporan penelitian bulanan ENN Energy pada bulan Januari, negara tersebut diperkirakan telah menjual kembali setidaknya 5,5 juta ton LNG tahun lalu yang setara dengan kira-kira 6% dari total volume pasar spot. Tindakan itu menjadikan China sebagai swing supplier yang sangat besar.

Baca Juga: Bahas Sanksi ke Rusia, Menteri Keuangan Negara G7 akan Gelar Pertemuan




TERBARU

[X]
×