kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.098.000   -17.000   -0,80%
  • USD/IDR 16.510   86,00   0,52%
  • IDX 8.047   21,43   0,27%
  • KOMPAS100 1.124   0,19   0,02%
  • LQ45 813   -2,36   -0,29%
  • ISSI 278   1,82   0,66%
  • IDX30 423   -0,98   -0,23%
  • IDXHIDIV20 485   -4,90   -1,00%
  • IDX80 123   -0,04   -0,03%
  • IDXV30 132   -1,02   -0,77%
  • IDXQ30 135   -1,38   -1,01%

China Peringatkan AS: Dunia Bisa Jadi 'Hukum Rimba'!


Kamis, 18 September 2025 / 08:51 WIB
China Peringatkan AS: Dunia Bisa Jadi 'Hukum Rimba'!
ILUSTRASI. Chinese honor guards march on the day of a ceremony attended by Chinese President Xi Jinping and Azerbaijani President Ilham Aliyev at The Great Hall of The People in Beijing, China, April 23, 2025. IORI SAGISAWA/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menteri Pertahanan China, Dong Jun, pada Kamis (18/9) menyerukan upaya lebih besar untuk memperkuat persatuan global dan memperingatkan bahaya dunia yang semakin terpecah dan didefinisikan oleh “hukum rimba”.

Berbicara dalam pembukaan resmi Beijing Xiangshan Forum tentang keamanan, Dong menyinggung masih kuatnya bayang-bayang pemikiran era Perang Dingin, hegemoni, dan proteksionisme, sindiran halus terhadap Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: China Berpotensi Jual TikTok ke Investor AS, tapi Tetap Pertahankan Algoritma

“Intervensi militer eksternal, upaya membangun pengaruh, serta memaksa pihak lain memilih kubu hanya akan menyeret komunitas internasional ke dalam kekacauan,” ujar Dong.

“Obsesi terhadap superioritas militer absolut dan pendekatan ‘siapa kuat dia menang’ akan menimbulkan dunia yang terpecah, didefinisikan oleh hukum rimba dan ketidakteraturan,” tegasnya.

Forum Xiangshan: Panggung Diplomasi Pertahanan

Menurut kantor berita resmi Xinhua, forum tahunan yang berlangsung tiga hari ini dihadiri sekitar 1.800 perwakilan dari 100 negara, terdiri atas pejabat, personel militer, dan akademisi.

Baca Juga: Industri Otomotif China Sedang Mengalami Krisis Parah

Namun, sebagian besar negara Barat hanya mengirimkan perwakilan diplomatik tingkat rendah. Mereka disebut ingin lebih memahami pembangunan militer China yang terus berlangsung dan kepemimpinan pertahanan yang dinilai masih tertutup.

Pernyataan Dong mengikuti serangkaian pidato Presiden Xi Jinping sebelumnya yang mengecam “hegemonisme dan politik kekuasaan”.

Pernyataan itu muncul di tengah memanasnya ketegangan antara China dengan Amerika Serikat beserta sekutu dan mitranya di Asia Timur, termasuk terkait isu Taiwan dan Laut China Selatan.

Selanjutnya: Bukan untuk Picu Kepanikan, Ini Tujuan Taiwan Rilis Panduan Pertahanan Sipil Baru

Menarik Dibaca: Promo Sushi Yay! 17-23 September, Buy 1 Get 1 Sushi Favorit Khusus Delivery




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×