Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China segera memperketat kebijakan anti monopoli di sektor-sektor yang baru berkembang pada layanan on demand. Kemudian memperluas sosialisasi mengenai kebijakan pengendalian terhadap dominasi perusahaan swasta yang terus tumbuh.
Dilansir dari Bloomberg, (1/2) China dengan tegas menentang monopoli dan persaingan tidak sehat dengan memperkuat regulasi ke berbagai sektor seperti bisnis platform sebagaimana tertuang dalam rencana yang dikeluarkan oleh Komite Sentral Partai Komunis dan Dewan Negara Tiongkok.
Hal itu akan termuat dalam serangkai pedoman penegakan berstandar tinggi di pasar dan keuangan di Tiongkok, khususnya area yang membutuhkan lebih banyak pengawasan yang mencakup layanan pemesanan antar. Diantaranya, layanan pengiriman makanan di provinsi Meituan atau operator bergaya Airbnb seperti Tujia.
Baca Juga: Prototipe jet tempur KF-X Korea Selatan siap meluncur, ada peran Indonesia
Beijing telah mengisyaratkan untuk mengekang dominasi perusahaan Jack Ma dengan membatalkan rencana IPO Ant Group Co. Dengan menerbitkan aturan baru sebelum penyelidikan atas dugaan monopoli terhadap pemimpin Alibaba Group Holding Ltd tersebut.
Alhasil, investor semakin khawatir akan keberlanjutan terhadap nasib para pemain teknologi terbesar di China, yang telah menikmati kebebasan tidak biasa untuk berinvestasi dan berekspansi ke banyak bisnis seperti layanan perawatan kesehatan dan keuangan online.
Pihak berwenang akan meningkatkan aturan untuk mengidentifikasi platform mana saja yang melakukan monopoli serta menyalahgunakan dana pengguna. Pemerintah juga akan mengeluarkan pedoman untuk membantu perusahaan China memenuhi aturan antitrust di luar negeri.
Rencananya, aturan ini akan menjadi peta jalan untuk mengintegrasikan pasar dan pemerintahan secara efektif untuk mendukung perekonomian dalam setengah dekade mendatang, mengutip kantor berita Xinhua. Akan ada 51 poin aturan untuk memperkuat regulasi lama serta perkembangan pasar yang paling dibatasi.
Baca Juga: Filipina menetapkan Hari Hijab Nasional: 1 Februari!
Diketahui, beberapa bulan terakhir China tengah memusatkan perhatian pada sektor teknologi dan keuangan berbasis daring. Para pemain fintech sekarang bergegas untuk menopang modal mereka, memikirkan cara merestrukturisasi bisnis, dan bersiap untuk lebih banyak tekanan pengawasan semakin ketat mulai dari praktik pemberian pinjaman hingga kemitraan perbankan dan privasi data.
Minggu lalu, kementerian keuangan dan regulator pasar China menerbitkan seperangkat aturan yang mulai berlaku Senin, memberdayakan kantor lokal mereka untuk mengajukan pendanaan untuk investigasi dan penegakan antitrust.
Beijing sejauh ini berfokus pada risiko yang ditimbulkan khususnya oleh pinjaman konsumen di mana Ant Group mendominasi.
Baca Juga: PBB cemas soal kekuatan perusahaan media sosial
Selanjutnya, pemerintah akan membuka pasar keuangan di berbagai bidang seperti obligasi antar bank dan diperdagangkan di bursa, sambil mempromosikan sistem IPO dengan tingkat tingkat toleransi nol untuk pelanggaran.
Poin penting lainnya adalah peningkatan pengawasan pasar modal China dan penerapan aturan delisting yang ketat. Kemudian mengizinkan dana pensiun dan perusahaan asuransi untuk meningkatkan ekuitas dalam portofolio investasi. Lalu mengurangi daftar negatif investasi asing.
Berikutnya, mendukung kepemilikan pribadi dan investasi asing lembaga keuangan menjadi penjamin emisi obligasi non-keuangan di pasar antar bank Tiongkok. Selanjutnya, peningkatan pemantauan risiko komoditas dan pasar modal, dan menyusun rencana darurat untuk menghadapi guncangan besar.