Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada hari Kamis (28/1/2021) bahwa dia "sangat khawatir" tentang kekuatan perusahaan media sosial dan sebuah mekanisme harus dibuat untuk mengatur keputusan seperti penutupan dan penangguhan akun mantan Presiden AS Donald Trump dari Twitter.
Kepala Eksekutif Twitter Inc Jack Dorsey mengatakan bahwa melarang Trump memposting pesan setelah kekerasan di Capitol AS pada 6 Januari adalah "keputusan yang tepat". Akan tetapi dia mengatakan hal itu menimbulkan preseden yang berbahaya.
Tak lama setelah Twitter, Facebook Inc juga menangguhkan akun Trump, termasuk di Instagram.
Ketika ditanya tentang langkah tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Guterres menyarankan bahwa harus ada kerangka peraturan dengan aturan yang memungkinkan hal itu dilakukan sesuai dengan hukum.
- Baca Juga: Ini alasan Twitter kunci akun Kedutaan China untuk AS
- Baca Juga: Sebelum lengser, Donald Trump berikan perlindungan Secret Service kepada anak-anaknya
- Baca Juga: YouTube memperpanjang pemblokiran akun Donald Trump selama seminggu
"Saya tidak berpikir kita bisa hidup di dunia di mana terlalu banyak kekuasaan diberikan kepada sejumlah kecil perusahaan. Dan saya harus mengatakan bahwa saya sangat khawatir dengan kekuatan yang sudah mereka miliki," katanya kepada wartawan seperti yang dikutip Reuters.
Guterres menyuarakan keprihatinan tentang data yang dijual kepada pengiklan. "Tetapi (data itu) juga digunakan untuk mengubah perilaku kita, dan risikonya juga akan digunakan, dari sudut pandang politik, untuk mengontrol warga negara di sebuah negara," jelasnya.