kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Menlu AS: Washington tolak klaim berlebihan Beijing di Laut China Selatan


Jumat, 29 Januari 2021 / 06:53 WIB
Menlu AS: Washington tolak klaim berlebihan Beijing di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS menolak klaim maritim Beijing yang berlebihan di Laut China Selatan. REUTERS/Kham


Sumber: Kyodo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Rabu (28/1/2021) mengatakan kepada rekan-rekannya di Indo-Pasifik bahwa Amerika Serikat menolak klaim maritim Beijing yang berlebihan di Laut China Selatan. Dia juga menyoroti mekanisme multilateral yang berkembang seperti "Quad" dalam menangani tantangan global.

Melansir Kyodo News, menurut Departemen Luar Negeri AS, Blinken dan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menegaskan selama pembicaraan telepon bahwa aliansi bilateral yang kuat sangat penting bagi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka di tengah meningkatnya penguasaan China di kawasan itu.

Di Laut China Selatan yang disengketakan, menteri luar negeri AS yang baru menjabat itu mengatakan, Amerika Serikat menolak klaim China di perairan karena mereka melebihi zona maritim di bawah hukum internasional.

Sebelumnya, ketegangan meningkat atas masalah Laut China Selatan setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengecam klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar perairan yang disengketakan dan itu sepenuhnya melanggar hukum.

Baca Juga: China yakin Taiwan akan deklarasikan kemerdekaan, Beijing bersiap perang!

Beijing memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan di Laut China Selatan, yang diyakini kaya akan cadangan minyak dan gas.

"Menteri Luar Negeri Blinken berjanji untuk mendukung negara-negara Asia Tenggara dalam menghadapi tekanan RRT," kata departemen itu dalam siaran pers yang dikutip Kyodo News.

Baca Juga: Filipina: UU Penjaga Pantai China ancaman perang verbal ke negara mana pun!

Dalam panggilan telepon terpisah dengan mitranya dari Australia Marise Payne, Blinken dan Payne menyatakan komitmen mereka untuk bekerja sama meningkatkan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik antara negara-negara yang berpikiran sama.

Blinken menekankan pentingnya kerja sama melalui organisasi multilateral dan mekanisme seperti Quad, pengelompokan yang juga melibatkan Jepang dan India, untuk mengatasi tantangan seperti pandemi virus corona dan perubahan iklim, katanya.

Menurut departemen itu, Blinken juga mengadakan panggilan telepon dengan mitranya dari Inggris, Prancis, dan Jerman, di mana perubahan iklim dan China termasuk di antara topik yang dibahas.

Selanjutnya: China akan gelar latihan militer di Laut China Selatan pekan ini di tengah ketegangan



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×