Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
LATIHAN MILITER GABUNGAN CHINA-RUSIA - Dua senator AS di Alaska mengungkapkan, 11 kapal militer dari China dan Rusia yang ditemukan beroperasi di dekat Kepulauan Aleut pekan lalu dihadang oleh empat kapal perusak Angkatan Laut AS.
Melansir USA Today, dua senator Republik, Dan Sullivan dan Lisa Murkowski, mengeluarkan siaran pers bersama pada Sabtu malam yang mengatakan bahwa mereka telah diberi pengarahan tentang operasi tersebut.
“Kami telah melakukan kontak dekat dengan kepemimpinan dari Komando Alaska selama beberapa hari dan menerima pengarahan rahasia terperinci tentang kapal asing tersebut,” kata Murkowski.
“Serbuan oleh 11 kapal perang China dan Rusia yang beroperasi bersama – di lepas pantai Alaska – merupakan pengingat lain bahwa kita telah memasuki era baru agresi otoriter yang dipimpin oleh para diktator di Beijing dan Moskow,” kata Sullivan.
Mengutip Fox News, Sullivan menambahkan bahwa tanggapan Amerika jauh lebih baik dibandingkan dengan insiden serupa, meskipun lebih kecil, yang terjadi pada bulan September.
Pada waktu itu, AS mengirim satu kapal pemotong Penjaga Pantai setelah melihat sebuah kapal penjelajah rudal China bersama dua kapal China lainnya dan empat kapal Rusia sekitar 90 mil utara Kepulauan Aleutian pada 19 September 2022.
“Kami meningkatkannya secara signifikan. Empat kapal perusak dan aset udara AS, P-8, yang melacak dan memantau gugus tugas Rusia-China skala besar ini dengan cukup dekat. Jadi itu merupakan peningkatan yang signifikan,” kata Sullivan. "Banyak kekuatan angkatan laut yang dikerahkan di sini yang menunjukkan tekad Amerika."
Baca Juga: 5 Warga Negara China Ditolak Masuk, Kedubes China Kritik Perlakuan Rusia
Dia menambahkan, "Saya akan terus menekan - apakah itu pemerintahan Obama, pemerintahan Trump, sekarang pemerintahan Biden - untuk melakukan lebih banyak kehadiran dan aset Angkatan Laut, Penjaga Pantai, dan Kelautan di bagian Amerika ini. Dan pemerintahan Biden secara lebih luas perlu serius tentang anggaran pertahanan yang serius dan kuat."
Perang di Ukraina dan ketegangan China-Taiwan telah membuat tegang hubungan AS dengan kedua negara.
"Langkah ini sangat provokatif," kata Brent Sadler, seorang pensiunan kapten Angkatan Laut dan peneliti senior di Heritage Foundation yang berhaluan kanan, kepada The Wall Street Journal.
Meskipun pernyataan para senator menyatakan bahwa kapal-kapal tersebut melewati perairan AS, Komando Utara mengatakan kepada Journal bahwa pasukan gabungan tersebut tampaknya tidak memasuki wilayah AS.
Baca Juga: China Cabut Tarif Anti Dumping Impor Gandum Asal Australia