Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. China sepakat untuk meningkatkan pembelian barang dan jasa dari Amerika Serikat (AS) secara signifikan. Namun, dua negara tersebut tidak menyatakan nilai US$ 200 miliar, seperti yang diinginkan AS.
China dan AS sepakat akan membicarakan langkah-langkah tentang rencana China mengimpor lebih banyak energi dan komoditas pertanian dari AS. Langkah Itu diharapkan bisa mengurangi defisit perdagangan barang dan jasa AS senilai US$ 355 miliar dengan China.
Pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Sabtu (20/5) seperti dikutip Reuters tidak menunjukkan apakah kedua negara akan menunda atau membatalkan ancaman kenaikan tarif yang diungkapkan beberapa waktu lalu. "Ada konsensus saat mengambil langkah-langkah efektif secara substansial untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan China," kata pernyataan bersama tersebut.
Pernyataan yang disampaikan di akhir diskusi hanya menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi China yang terus meningkat dan mengembangkan ekonomi berkualitas tinggi, Negeri Tembok Raksasa akan secara signifikan meningkatkan pembelian barang dan jasa AS.
Presiden Donald Trump telah mengancam akan memberlakukan tarif hingga US$ 150 miliar pada barang-barang China. Ancaman tersebut untuk memerangi penyalahgunaan hak intelektual AS yang dilakukan China. AS membuat persyaratan kerjasama dan kebijakan lain yang memaksa transfer teknologi.
China menyangkal pemaksaan seperti itu akan mengancam pembalasan yang sama, termasuk tarif atas beberapa impor AS terbesarnya seperti pesawat, kedelai dan mobil.
Hasil pembicaraan juga menguntungkan bagi AS terutama pada industri film. Sebab di China, bisnis film menghasilkan US$ 8,6 miliar. Sistem film di China menggunakan sistem kuota. Yakni 34 film impor setahun untuk ditampilkan di bioskop. Sementara produsen luar negeri mendapatkan porsi box office 25% lebih rendah daripada yang ditampilkan di pasar luar negeri lainnya.
Dokumen Reuters menyebutkan China bersedia menambah impor film dari AS. Menurut sumber, kesepakatan ini merupakan jeda setelah ketegangan perang dagang. Sebab, selama ini, China menahan banyak mengimpor film dari Amerika Serikat.