kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

China tawarkan pengurangan defisit dagang AS hingga US$ 200 miliar


Jumat, 18 Mei 2018 / 10:58 WIB
China tawarkan pengurangan defisit dagang AS hingga US$ 200 miliar
ILUSTRASI. Seorang staf menyiapkan bendera China dan AS untuk pertemuan selama kunjungan Sekretaris Transportas


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada pertemuan putaran kedua terkait kesepakatan dagang, China menawarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump paket konsesi perdagangan dan peningkatan pembelian barang pada AS ke depan. Tawaran tersebut ditujukan untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan China hingga US$ 200 miliar per tahun.

Mengutip Reuters, Wakil Perdana Menteri China Liu He, yang memimpin delegasi China pada pertemuan perdagangan di Washington, dikabarkan telah menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kemarin, Kamis (17/5). Pembicaraan putaran kedua antara pejabat administrasi AS dan China tersebut dimulai di Departemen Keuangan AS sejak kemarin pagi dan akan berlanjut sampai hari ini.

Jika Trump menerima penawaran tersebut, sumber Reuters mengatakan, perusahaan pembuat pesawat AS Boeing Co akan menjadi salah satu yang paling diuntungkan. Boeing merupakan eksportir AS terbesar dan sudah menjual sekitar seperempat pesawat komersialnya kepada pelanggan China.

Dalam penawaran tersebut, China dikatakan juga akan menghapus tarif impor produk pertanian seperti buah, kacang, daging babi, anggur dan sorgum yang nilainya mencapai US$ 4 miliar.

Sejumlah pengamat perdagangan China menyatakan skeptis terhadap tawaran pengurangan defisit sebesar US$ 200 miliar tersebut. Kesepakatan atas tawaran China tersebut bisa melemahkan tujuan utama AS lainnya, yaitu mengakhiri penyalahgunaan hak intelektual teknologi AS.

"Itu angka yang sangat besar dan mengisyaratkan ada perhitungan ambisius di baliknya," kata Scott Mulhauser, mantan kepala staf Kedutaan Besar AS di Beijing dan pejabat Export-Import Bank AS, seperti dikutip Reuters.

Belum diketahui jelas apa sebenarnya permintaan China sebagai timbal balik dari penawaran tersebut. Yang pasti, pengurangan defisit perdagangan AS terhadap China hingga US$ 200 miliar secara berkelanjutan akan mengubah komposisi perdagangan antara kedua negara secara signifikan.

Defisit perdagangan AS terhadap China mencapai US$ 375 miliar pada tahun lalu. Adapun, dua ekspor terbesar AS ke China tahun lalu adalah pesawat dengan nilai US$ 16 miliar dan kedelai sebesar US$ 12 miliar.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×