Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China terus berupaya untuk keluar dari bayang-bayang kelesuan ekonomi karena perang dagang dengan Amerika Serikat lewat kebijakan diskon pajak. Termasuk untuk sektor industri otomotif di negara tersebut. Beijing kini dikabarkan tengah mempertimbangkan pemotongan pajak untuk menghidupkan kembali pasar otomotif yang tengah lesu.
Bloombers melaporkan, sejumlah sumber yang mengetahui rencana ini menyebut langkah ini sebagai upaya mendukung sektor industri yang terpukul karena perang dagang. Langkah ini diyakini bakal membantu menopang pasar otomotif terbesar di dunia tersebut setelah menghadapi penurunan. Penurunan ini menjadi yang pertama dalam dua dekade terakhir.
Kondisi pasar juga menyeret sejumlah pemain global. Volkswagen, Ford dan Renault SA memangkas proyeksi bisnis mereka karena penjualan di negara tersebut turun selama empat bulan berturut-turut.
Pekan lalu, Volkswagen menyebut ketegangan perdagangan dengan AS memang telah menyeret pasar dan mendorong pabrikan Jerman tersebut untuk memangkas proyeksi untuk penjualan di China. Perusahaan memperkirakan pertumbuhan 4% tahun ini. Tetapi data terbaru menunjukkan kinerja yang flat.
Untuk mengatasi pelambatan ini, badan perencanaan ekonomi China mengusulkan untuk mengurangi separuh pajak pembelian mobil menjadi 5%. Aturan ini akan berlaku untuk mobil dengan mesin di bawah 1,6 liter.
"Ini jelas berita bagus yang telah ditunggu-tunggu pasar," kata Juergen Pieper, analis Bankhaus Metzler yang berbasis di Frankfurt.
Setelah kabar dari rencana tersebut mengemuka, akhirnya harga saham dari sejumlah produsen otomotif China ikut bergairah. Saham Great Wall Motor Co melonjak 6,9%, sementara Geely Automobile Holdings Ltd naik 6%. Guangzhou Automobile Group Co juga menikmati kenaikan harga saham sebesar 4,4%.
Kebijakan pemotongan pajak untuk pembelian kendaraan bukanlah hal baru bagi pemerintah China. Langkah serupa pernah diambil pada tahun 2015 lalu.
Jika stimulus diskon pajak bisa diumumkan dalam beberapa minggu mendatang, ekspektasi untuk penjualan industri 2019 dapat direvisi lebih tinggi sebanyak 2 juta unit-2,5 juta unit, sekitar 10%.
Sementara itu, kebijakan diskon pajak untuk mobil di bawah 1.600 cc juga dinilai sebagai langkah tepat. Pasalnya mobil dengan kapasitas mesin tersebut menyumbang sekitar 70% dari total jumlah kendaraan penumpang yang terjual tahun lalu.
Di sisi lain, perlambatan di pasar China hanyalah salah satu tantangan yang dihadapi industri otomotif global. Soalnya merka juga harus bergulat dengan isu uji emisi yang ketat dan munculnya mobil listrik.
Daimler, pembuat mobil mewah terbesar di dunia misalnya telah kehilangan hampir seperempat nilai sahamnya tahun ini. Bahkan saham dari pemasok Perancis, Valeo SA turun hampir 60%.
Sementara sebagai bagian perang dagang dengan AS, China telah meningkatkan retribusi terhadap kendaraan yang diimpor dari negara tersebut hingga 40%. Secara bersamaan, China menurunkan bea masuk pada mobil impor dari negara lain hingga 15%.