kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China terancam dikucilkan usai pandemi corona mereda


Senin, 11 Mei 2020 / 21:49 WIB
China terancam dikucilkan usai pandemi corona mereda
ILUSTRASI. Warga memakai masker di Beijing. China terancam dikucilkan usai pandemi corona mereda. REUTERS/Aly Song/File Photo


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China bisa menghadapi isolasi dari tatanan ekonomi global pasca pandemi virus corona. Hal ini disampaikan mantan kepala perunding perdagangan Beijing Long Yongtu.

Dilansir dari South China Morning Post, potensi isolasi geopolitik ini berasal dari kejatuhan ekonomi global pasca wabah corona.

Baca Juga: Dari nol, penasihat perdagangan China desak pembicaraan perjanjian baru dengan AS

Dimana semakin banyak negara diramal akan mengikuti Amerika Serikat dalam mengkritik China karena penanganan virus tersebut. 

Keraguan pun tumbuh mengenai apakah Washington dan sekutunya akan mencoba untuk mengecualikan Beijing dari tatanan ekonomi internasional baru, sebuah teori yang dilabeli oleh beberapa ahli Cina sebagai de-Sinicisation.

Proses semacam itu akan menimbulkan tantangan ekonomi dan diplomatik yang berlarut-larut ke China di tahun-tahun mendatang.

"China juga merupakan peserta penting dalam globalisasi, jadi ketika seseorang mulai berbicara tentang deglobalisasi, ada juga suara-suara tentang de-sinicisation. Tentu saja, kita perlu sangat waspada akan hal itu," kata Long yang juga mantan wakil menteri perdagangan luar negeri China.

Baca Juga: Risiko munculnya gelombang kedua wabah corona kian nyata di sejumlah negara

“Setelah pandemi, akan ada perubahan signifikan dalam perdagangan internasional, investasi dan rantai industri. Epidemi ini telah menyebabkan kerusakan besar pada globalisasi,” kata Long.

Penyebaran Covid-19 secara signifikan telah mengganggu rantai pasokan global, mengekspos ketergantungan negara-negara lain pada China untuk produk-produk vital dan memicu kekhawatiran tentang eksodus yang lebih cepat dari perusahaan-perusahaan asing.

"Kami memiliki setiap alasan untuk mengatakan bahwa aliansi internasional sedang dibentuk akan mengucilkan China dan yuan," kata Li Yang, direktur Akademi Nasional Lembaga Ilmu Sosial untuk Keuangan dan Pembangunan.

Baca Juga: Dukung Taiwan di WHO, China berang kepada Selandia Baru

“Kami tidak punya pilihan lain selain membuat yuan lebih kuat dan menjadikan yuan sebagai mata uang internasional. Tentu saja, atas dasar yang sama, juga penting untuk membuat Cina lebih kuat," ujarnya.

Sementara itu AS, Uni Eropa, Australia, dan negara-negara lain telah meningkatkan ketegangan geopolitik terhadap China dengan menyerukan penyelidikan independen untuk menentukan asal virus.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×