Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China bisa menghadapi isolasi dari tatanan ekonomi global pasca pandemi virus corona. Hal ini disampaikan mantan kepala perunding perdagangan Beijing Long Yongtu.
Dilansir dari South China Morning Post, potensi isolasi geopolitik ini berasal dari kejatuhan ekonomi global pasca wabah corona.
Baca Juga: Dari nol, penasihat perdagangan China desak pembicaraan perjanjian baru dengan AS
Dimana semakin banyak negara diramal akan mengikuti Amerika Serikat dalam mengkritik China karena penanganan virus tersebut.
Keraguan pun tumbuh mengenai apakah Washington dan sekutunya akan mencoba untuk mengecualikan Beijing dari tatanan ekonomi internasional baru, sebuah teori yang dilabeli oleh beberapa ahli Cina sebagai de-Sinicisation.
Proses semacam itu akan menimbulkan tantangan ekonomi dan diplomatik yang berlarut-larut ke China di tahun-tahun mendatang.
"China juga merupakan peserta penting dalam globalisasi, jadi ketika seseorang mulai berbicara tentang deglobalisasi, ada juga suara-suara tentang de-sinicisation. Tentu saja, kita perlu sangat waspada akan hal itu," kata Long yang juga mantan wakil menteri perdagangan luar negeri China.
Baca Juga: Risiko munculnya gelombang kedua wabah corona kian nyata di sejumlah negara
“Setelah pandemi, akan ada perubahan signifikan dalam perdagangan internasional, investasi dan rantai industri. Epidemi ini telah menyebabkan kerusakan besar pada globalisasi,” kata Long.