kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

China: Tunduk dengan Tarif Trump Sama Saja dengan Minum Racun


Kamis, 01 Mei 2025 / 07:49 WIB
China: Tunduk dengan Tarif Trump Sama Saja dengan Minum Racun
ILUSTRASI. China memanfaatkan mesin propagandanya untuk membalas tarif AS, dengan meluncurkan video yang mengecam AS. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China memanfaatkan mesin propagandanya untuk membalas tarif AS, dengan meluncurkan video yang menggunakan citra Perang Dingin untuk mengecam kaum imperialis. 

Lewat video itu, Tiongkok mengirimkan pesan sederhana: "Menyerah kepada para penindas itu berbahaya, dan kami tidak akan menyerah."

Melansir Reuters, Beijing tidak melakukan banyak upaya untuk menahan amarahnya terhadap tarif tersebut.

Menurut China, tarif tersebut sama saja dengan penindasan dan tidak akan menyelesaikan masalah seperti penyalahgunaan fentanil dan tidak dapat menghentikan kebangkitan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Pada hari Selasa, Kementerian Luar Negeri China merilis sebuah video, lengkap dengan suara latar dalam bahasa Inggris beraksen Amerika, di linimasa media sosialnya yang menyatakan tunduk pada tarif 145% Presiden AS Donald Trump sama saja dengan "minum racun".

"China tidak akan berlutut, karena kami tahu membela diri sendiri akan membuat kemungkinan kerja sama tetap hidup, sementara kompromi akan menghancurkannya," kata narasi tersebut, di atas rekaman jet tempur MiG-15 China yang menembak jatuh jet AS dalam Perang Korea.

"Imperialis selalu arogan. Jika mereka menunjukkan sedikit alasan, itu hanya karena mereka dipaksa untuk melakukannya," tambahnya.

Baca Juga: Diam-Diam, China Bikin Daftar Barang Buatan AS yang Dibebaskan dari Tarif 125%

Diplomat utama China Wang Yi pada hari Senin menyamakan kebijakan perdagangan Trump dengan pengembalian hukum rimba secara terbuka. Dia mengungkapkan hal tersebut selama pertemuan menteri luar negeri dari negara-negara berkembang di Brasil.

"Jika kita memilih untuk tetap diam atau berkompromi, itu hanya akan membuat si penindas semakin berani," kata Wang kepada rekan-rekannya di blok BRICS, menurut pernyataan kementerian luar negeri.

Seorang pejabat China, yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim, mengatakan pandangan Beijing adalah bahwa menyerah atau berkompromi sekarang hanya akan melemahkan China di masa mendatang dan memungkinkan Trump untuk mengubah ketentuan di kemudian hari.

Pesan seperti "Jangan Berlutut" ditujukan kepada audiens domestik dan internasional, kata orang tersebut.

Baca Juga: Negosiasi Tarif AS dengan Beberapa Negara Selesai Dalam Waktu Dekat, Kecuali China




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×