kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -33.000   -1,68%
  • USD/IDR 16.605   3,00   0,02%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

China: Tunduk dengan Tarif Trump Sama Saja dengan Minum Racun


Kamis, 01 Mei 2025 / 07:49 WIB
China: Tunduk dengan Tarif Trump Sama Saja dengan Minum Racun
ILUSTRASI. China memanfaatkan mesin propagandanya untuk membalas tarif AS, dengan meluncurkan video yang mengecam AS. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

"Raja telah membuat tarif baru! Petani, petani, dengarkan!" demikian bunyi lirik lagu berirama cepat dan berirama elektro di Douyin, TikTok versi Tiongkok, yang merujuk pada komentar dari Wakil Presiden J.D. Vance yang menggunakan istilah "petani" untuk merujuk kepada orang Tiongkok awal bulan ini.

"Tarif untuk Anda meskipun Anda bukan manusia!" lagu itu berlanjut, memperlihatkan gambar seekor penguin, setelah pungutan AS diterapkan ke pulau-pulau Antartika yang tidak berpenghuni.

Satu gambar buatan AI di WeChat memperlihatkan Trump, Vance, dan bos Tesla Elon Musk merakit sepatu kets dan sandal jepit murah di sebuah pabrik. Gambar lain memperlihatkan gambar Trump di samping moncong babi.

Namun, tidak semua perspektif media sosial Tiongkok positif bagi Beijing.

Tonton: Terdampak Perang Dagang, Pabrikan di China Mulai Stop Produksi

Di Zhihu, media sosial setara Quora di Tiongkok, banyak jawaban atas pertanyaan tentang video kementerian luar negeri bersifat negatif.

"Departemen propaganda luar negeri kami benar-benar buruk dalam hal kemampuan. Jika Anda tidak tahu cara melakukan propaganda, maka jangan lakukan itu," tulis seorang pengguna.

Selanjutnya: Pendapatan dan Laba Bersih Alamtri Resources (ADRO) Turun di Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Telkom (TLKM) Bukukan Laba Rp 5,8 Triliun di Akhir Kuartal I-2025, Turun 4% YoY



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×