Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Sampai saat ini China hanya mengizinkan akses terbatas bagi jurnalis dan diplomat terpilih untuk bisa memasuki area Xinjiang. Sebagian besar berasal dari negara non-barat. AS sebagai rival China dan sejumlah pengamat lainnya menilai aturan ini telah diatur sedemikian rupa sebagai alat propaganda China.
Sampai saat ini Xinjiang, dan warga suku Uighur, masih menjadi sorotan terkait dugaan pelanggaran HAM yang mereka alami.
Masyarakat Uighur yang mayoritas Muslim dilaporkan telah menjadi korban diskriminasi di China. Bahkan sejumlah laporan menyatakan bahwa ada upaya genosida yang dilakukan.
Kamp-kamp penampungan suku Uighur yang didirikan di Xinjiang juga tak luput dari sorotan karena segala aktivitasnya sangat ditutupi oleh pemerintah China.
Sementara itu, telah banyak foto serta video beredar yang menunjukkan bahwa suku Uighur diperlakukan dengan kejam layaknya tahanan di kamp yang disebut sebagai kamp pendidikan tersebut.