Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Hendra Gunawan
BEIJING. Cisco System, perusahaan multinasional di sektor telekomunikasi asal Amerika Serikat (AS) siap mengguyur dana lebih dari US$ 10 miliar untuk kegiatan ekspansi di China. Perusahaan yang bermarkas besar di Kalifornia ini akan menggandeng mitra lokal demi memperkuat cengkeraman bisnis di Negara Tembok Besar.
Cisco mengumumkan rencana investasinya pada pertemuan tingkat tinggi antara top manajemen perusahaan dengan Wakil Perdana Menteri China, Wang Yang beserta dengan lembaga pemerintah lainnya. Namun, tidak disebutkan secara rinci batas waktunya.
Dikutip dari Reuters, Cisco hanya menyatakan, dana tersebut bakal digunakan untuk membiayai inovasi, investasi ekuitas, penelitian dan pengembangan serta penciptaan lapangan kerja. Perusahaan telah meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China untuk memperluas investasi.
Pada awal tahun ini, analis Reuters menyebutkan, Cisco merupakan salah satu diantara perusahaan AS yang dikeluarkan dari daftar pengadaan barang Pemerintah China dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah China getol mempromosikan perusahaan-perusahaan teknologi lokal dengan alasan keamanan data dan rahasia negara.
Makanya, beberapa perusahaan teknologi asing sulit berkembang di China. Padahal, ceruk pasar China cukup menggiurkan untuk dicicipi. Selama satu dekade terakhir, Cisco dan pesaingnya, Huawei Technologies berkompetisi ketat di pasar China.
Pada tahun 2013, mantan Chief Executive Cisco System, John Chambers mengakui kontroversi keamanan menghalangi ruang gerak mereka berekspansi di China.
Isu keamanan muncul setelah Edward Snowden, mantan informan Badan Keamanan Nasional AS menyatakan, Pemerintah AS menggunakan produk dalam negeri untuk membantu kegiatan mata-mata di luar negeri. China menanggapi kabar ini dengan memperbanyak penggunaan teknologi dalam negeri dan menyusun sederet aturan ketat bagi pemasok asing.
Beberapa perusahaan teknologi AS yang lebih dulu mendahului Cisco masuk ke China adalah Qualcomm Inc dengan komitmen investasi US$ 150 juta, dan Intel Corp membeli 20% saham Tsinghua Unigroup Ltd.













