Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Citi menyebutkan, Bitcoin berada pada "titik kritis" tapi di masa depan bisa menjadi mata uang pilihan untuk perdagangan internasional atau menghadapi "ledakan spekulatif".
Dengan dukungan baru-baru ini, seperti dari Tesla Inc dan Mastercard Inc, bitcoin bisa menjadi awal dari "transformasi besar-besaran" ke arus utama, Citi mengatakan dalam sebuah laporan, seperti dikutip Reuters.
Keterlibatan yang tumbuh dari investor institusional dalam beberapa tahun terakhir atas bitcoin, Citi menyatakan, kontras dengan fokus ritel selama sebagian besar dekade terakhir.
Jika bisnis dan individu mendapatkan akses melalui dompet digital ke mata uang digital bank sentral yang direncanakan dan stablecoin, maka jangkauan, keterlacakan, dan potensi pembayaran cepat bitcoin secara global akan "diposisikan secara optimal" untuk menjadi mata uang pilihan untuk perdagangan internasional, kata Citi.
Baca Juga: Bitcoin merosot 6%, menuju pekan terburuk sejak Maret 2020
Bitcoin, yang dirancang sebagai alat pembayaran, sedikit digunakan untuk perdagangan di negara-negara besar, terhambat oleh volatilitas tinggi dan transaksi yang relatif mahal.
Namun, selama setahun terakhir ini, bitcoin mendapatkan daya tarik di beberapa pasar negara berkembang seperti Nigeria.
Transformasi dramatis untuk bitcoin
Transformasi dramatis untuk bitcoin menjadi mata uang de facto perdagangan dunia, status yang saat ini dipegang oleh dolar Amerika Serikat, akan bergantung pada perubahan pada pasarnya.
"Untuk memungkinkan partisipasi kelembagaan yang lebih luas dan pengawasan lebih dekat oleh regulator keuangan," sebut Citi.
Baca Juga: Rumuskan uang digital, BI akan bikin Central Bank Digital Currency (CBDC)
Namun, Citi menambahkan, pergeseran dalam lingkungan ekonomi makro juga bisa membuat permintaan bitcoin kurang mendesak.
Lonjakan minat terhadap bitcoin baru-baru ini, yang dipicu oleh narasi yang dapat bertindak sebagai lindung nilai terhadap inflasi, telah mendorong cryptocurrency itu ke rekor tertinggi US$ 58.354 dan kapitalisasi pasar US$ 1 triliun.
Tetapi, bitcoin merosot lebih dari US$ 11.000 dari level tertinggi pada minggu lalu karena pertanyaan tentang keberlanjutan harga puncak tersebut.
“Ada sejumlah risiko dan hambatan yang menghalangi kemajuan Bitcoin,” ungkap Citi. “Tapi, menimbang potensi rintangan ini, dengan peluang mengarah pada kesimpulan bahwa Bitcoin berada pada titik kritis”.