Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KUALA LUMPUR. Krisis membuat para investor harus ekstra hati-hati dalam mengambil langkah. Nah, Citigroup Inc menyarankan, para investor harus menjual saham-saham perbankan Malaysia. Pasalnya, resesi ekonomi menggerus pendapatan bank dan menekan pergerakan harga saham di Negeri Jiran itu pada kuartal ini.
“Kami melihat pasar bursa akan terus anjlok pada kuartal pertama 2009 sebelum pada akhirnya mengalami perbaikan secara perlahan-lahan di kuartal kedua. Dalam prosesnya, pertumbuhan pendapatan dipastikan akan melambat,” kata Choong.
Citigroup juga memprediksi, akan ada kenaikan kredit macet atawa non performing loan (NPL) sehingga semakin menggerus pendapatan perbankan Malaysia sebesar 23% tahun ini.
“Semakin jeleknya kondisi perekonomian dan tingginya angka pengangguran akan berdampak negatif terhadap kualitas aset dan menekan pendapatan menjadi semakin rendah saja,” tulis Julian Chua, yang juga merupakan analis dari Citigroup.
Tak ayal, perusahaan broker ini memangkas rekomendasi terhadap beberapa perbankan Malaysia, seperti Bumiputra-Commerce Holdings Bhd dan dua bank Malaysia lain dari beli (buy) menjadi jual (sell) akibat tingginya angka kerugian pinjaman.
Sementara itu, dalam laporan tertulisnya, Wai Kee Choong, Head of Research Citigroup Malaysia mengatakan, pendapatan perusahaan-perusahaan Malaysia diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 12% pada 2009. Angka tersebut lebih tinggi dibanding prediksi sebelumnya yang hanya dipatok 11%.
Kondisi ini tidak mengherankan, mengingat sepanjang tahun lalu, indeks acuan Malaysia Kuala Lumpur Composite Index sudah merosot 39% yang merupakan penurunan terbesar di lebih dari satu dekade. Citigroup meramalkan, pada kuartal satu, harga saham akan terus merosot seiring perekonomian masuk ke jurang resesi karena sudah dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi selalu berada di area negatif.
Berdasarkan laporan tersebut, Citigroup juga memangkas prediksi pertumbuhan Malaysia menjadi 0,5% saja untuk tahun ini akibat rendahnya tingkat ekspor. Padahal sebelumnya, Citigroup mematok pertumbuhan sebesar 3,1%. Angka tersebut jauh di bawah target pertumbuhan yang dibuat Pemerintah Malaysia sebesar 3,5%.
“Data mengenai eksportir teknologi Asia cukup mempengaruhi pertumbuhan prospek pertumbuhan Malaysia. Pengaruh penurunan ekspor di negara Asia lain juga menyebabkan anjloknya harga komoditas,” papar Kit Wei Zheng, ekonom Citigroup.