Penulis: Tiyas Septiana
Ketenaran dan kekayaan Coco Chanel makin meningkat setelah dia meluncurkan parfum pertamanya yaitu Chanel No.5. Wangi dari Chanel No.5 tidak terlalu manis sehingga banyak diminati oleh masyarakat.
Selain parfum, Chanel juga memperkenalkan little black dress atau gaun malam hitam pada tahun 1920.
Desain gaun tersebut merupakan sebuah revolusi brilian yang mengubah warna hitam yang identik dengan suasana berkabung menjadi warna yang pas untuk acara berkelas.
Gaun malam berwarna hitam karya Chanel membuat warna berkabung ini populer dipakai terutama di gaun-gaun malam dan pesta.
Sayangnya Perang Dunia II memaksa bisnis fesyen Chanel tutup. Dia terpaksa memberhentikan banyak pekerjanya dan menutup toko-toko fesyennya. Chanel meninggalkan Perancis setelah perang berakhir dan tinggal di Swiss selama beberapa tahun.
Baca Juga: Kisah Jack Ma, berkali-kali gagal hingga sukses dirikan Alibaba
Kembali ke dunia fesyen dan kematian
Pada tahun 1954, Coco Chanel mencoba kembali terjun ke dunia fesyen yang membesarkan namanya. Ia kembali menggeluti dunia fesyen meski umurnya sudah mencapai 70 tahun.
Bersumber dari Time, "dosa" Chanel pada masa Perang Dunia II yaitu berhubungan dengan diplomat Jerman, membuat kemunculannya menuai kritikan.
Desain busana nya yang feminim dan mudah serta nyaman dipakai menuai banyak kritikan. Meskipun demikian, banyak masyarakat yang justru menerima mode fesyen yang dicetuskan Coco Chanel.
Meskipun memiliki hubungan dengan beberapa pria, Chanel tidak pernah menikah hingga dia meninggal.
Coco Chanel meninggal pada Januari 1971 di apartemennya di Hotel Ritz. Banyak orang yang datang ke Gereja Madeleine untuk mengucapkan selamat tinggal pada Coco Chanel.
Tidak sedikit pelayat yang mengenakan busana karya Chanel sebagai bentuk penghargaan. Saat ini perusahaan perusahaan milik Coco Chanel dipegang oleh keluarga Wetheimer.
Perusahaan tersebut terus berkembang dengan angka penjualan yang mencapai ratusan juta dollar tiap tahun.