Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Coinbase memperkirakan potensi kerugian antara US$180 juta hingga US$400 juta akibat serangan siber yang membobol data sebagian kecil akun nasabahnya.
Hal ini diungkapkan perusahaan dalam dokumen resmi ke regulator pada Kamis (15/5).
Serangan itu terungkap setelah Coinbase menerima email dari pihak tak dikenal pada 11 Mei lalu, yang mengklaim memiliki akses ke sejumlah data akun nasabah dan dokumen internal perusahaan.
Baca Juga: Donald Trump Kirim 1.000 Ethereum ke Dompet Panas Coinbase, Ada Apa?
Meski peretas berhasil mencuri informasi seperti nama, alamat, dan email, Coinbase menegaskan bahwa data login dan kata sandi tidak ikut bocor.
Perusahaan juga berjanji akan mengganti dana nasabah yang tertipu mentransfer aset ke pihak penyerang.
Menurut Coinbase, para peretas berhasil menyuap beberapa kontraktor dan karyawan pendukung di luar AS untuk mendapatkan akses informasi.
Perusahaan menyatakan telah memecat semua pihak yang terlibat.
Diperiksa SEC
Secara terpisah, dua sumber Reuters menyebutkan bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sedang menyelidiki apakah Coinbase pernah menyajikan data pengguna yang menyesatkan.
Baca Juga: Orang Kaya Indonesia Beralih Ke USDT, Apa Itu USD? Berikut Kegunaan Uang Kripto USDT
Fokus penyelidikan adalah metrik "verified user" yang digunakan Coinbase dalam pelaporan sebelumnya.
SEC juga mempertanyakan apakah ketidakakuratan data tersebut mengindikasikan kelemahan dalam kepatuhan Coinbase terhadap aturan know-your-customer (KYC) dan Undang-Undang Kerahasiaan Bank.
Namun, juru bicara Coinbase membantah bahwa kepatuhan terhadap KYC menjadi fokus investigasi.
"Ini adalah sisa investigasi dari administrasi sebelumnya, terkait metrik yang sudah kami hentikan pelaporannya lebih dari dua tahun lalu dan telah kami ungkapkan sepenuhnya kepada publik," ujar Chief Legal Officer Coinbase, Paul Grewal.
Saham Coinbase turun 6,5% usai laporan ini beredar.
Baca Juga: Alamat Aktif Melejit 528%, Harga Dogecoin Siap Tancap Gas?
Bayangan di Tengah Sorotan
Kabar ini muncul hanya beberapa hari sebelum Coinbase resmi masuk ke dalam indeks S&P 500, yang sebelumnya dipandang sebagai tonggak penting bagi legitimasi industri kripto.
Namun, insiden ini menyoroti kembali persoalan keamanan di sektor kripto. Sepanjang 2024, total dana yang raib akibat peretasan terhadap platform kripto mencapai US$2,2 miliar, menurut laporan Chainalysis.
Pada Februari lalu, Bybit juga kehilangan aset digital senilai US$1,5 miliar dalam peretasan yang disebut terbesar sepanjang sejarah industri kripto.
"Serangan ini bisa mendorong industri memperketat proses penyaringan karyawan dan menimbulkan risiko reputasi," kata analis Bo Pei dari U.S. Tiger Securities.
Coinbase juga tengah menghadapi gugatan hukum di Pengadilan Distrik Selatan New York atas tuduhan kelalaian dalam melindungi data pribadi jutaan nasabah lama dan baru.
Baca Juga: UBS: Orang Kaya Asia Alihkan Investasi dari Dolar AS ke Kripto, Emas, dan Aset China
Perusahaan menolak membayar uang tebusan sebesar US$20 juta yang diminta peretas.
Sebagai gantinya, Coinbase menawarkan hadiah sebesar US$20 juta bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi yang mengarah pada identitas pelaku.
Coinbase mengatakan tengah memperkuat sistem keamanan, termasuk dengan membuka pusat dukungan baru di AS dan menerapkan langkah pencegahan tambahan.