Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Reli di pasar saham Tiongkok yang sedang berlangsung dan rebound nilai tukar yuan selama minggu lalu telah mendorong spekulasi bahwa setelah virus corona terkendali, China bisa menjadi tempat berlindung yang aman bagi investor di tengah mewabahnya corona ke belahan dunia lain.
Dilansir dari South China Morning Post, benchmark ekuitas China, Shanghai Composite Index, telah meningkat sekitar 10% pada bulan lalu meskipun data baru menunjukkan aktivitas sektor manufaktur dan jasa mengalami kontraksi tajam pada Februari karena dampak wabah virus corona.
Baca Juga: Mantan Sekjen PBB Perez de Cuellar meninggal dunia dalam usia 100 tahun
Nilai tukar yuan juga naik 0,73% terhadap dolar AS, mundur tajam dari garis psikologis utama 7,00, dan menjadikannya mata uang terbaik kedua di antara 11 mata uang utama Asia.
Michael Metcalfe, kepala strategi makro global di State Street Global Market, mengatakan fakta bahwa ekuitas China telah mengungguli pasar global adalah hal yang aneh.
"Fakta yang aneh bahwa meskipun pertumbuhan China, setidaknya pada di awal tahun tampaknya akan memberi pukulan besar," katanya.
Sejak perdagangan dimulai kembali setelah Tahun Baru Imlek, pasar saham China menarik 850 miliar yuan atau setara US$ 122 miliar melalui saluran Shanghai dan Shenzhen Stock Connect pada Februari.
Baca Juga: Korban meninggal akibat corona melonjak, sekolah dan kampus di Italia diliburkan
Naik dari 506 miliar yuan pada Januari dan 450 miliar yuan pada Desember 2019.
Obligasi China yang dimiliki investor asing juga naik menjadi 1,95 triliun yuan pada Februari, dari 1,89 triliun pada Januari, dan 1,88 triliun yuan pada Desember.
Dolar AS dan yen Jepang adalah mata uang safe haven umum mengingat ukuran negara dan sistem politik mereka yang stabil serta likuiditas perdagangan yang dalam.
Baca Juga: Facebook mengonfirmasi kontraktor di Seattle terinfeksi virus corona
Tetapi kedua mata uang ini telah menyerah pada tekanan jual karena percepatan jumlah infeksi virus corona dalam negeri mereka.
Pasar ekuitas global, termasuk Indeks S&P 500 di Amerika Serikat, telah mengalami penurunan tajam dalam 10 hari terakhir rebound pada hari Rabu di tengah berita tentang penampilan kuat Joe Biden di Super Tuesday.
Sementara indeks dolar AS telah meluncur terhadap sekeranjang mata uang utama lain ke level terendah dalam sebulan.
Baca Juga: Warga Malaysia di Indonesia diminta mendaftar ke kedutaan, ini alasannya