kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Corona di Jepang: Pemerintah Tokyo siapkan panduan pemantauan COVID-19 terbaru


Rabu, 01 Juli 2020 / 06:41 WIB
Corona di Jepang: Pemerintah Tokyo siapkan panduan pemantauan COVID-19 terbaru
ILUSTRASI. Warga menggunakan masker pelindung pada jam sibuk di hari pertama setelah pemerintah mencabut darurat negara di Tokyo, Jepang, Selasa (26/5/2020). REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Sumber: Japantimes | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Tokyo. Pada hari Selasa (30/6), Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengumumkan adanya perubahahan protokol pemantauan sebaran COVID-19 untuk wilayah Tokyo.

Tokyo sendiri melaporkan adanya 54 kasus baru pada hari Selasa. Tambahan angka tersebut membuat rata-rata kasus mingguan menjadi 55,1 kasus.

Pada protokol baru ini pemerintah Tokyo akan memberikan perhatian yang lebih pada kapasitas sistem perawatan dan kesehatan. Bukan cuma itu, Tokyo juga akan mulai menutup kembali sejumlah unit bisnis jika memang diminta.

Panduan sebelumnya yang dirilis pada bulan Mei lalu lebih fokus pada pendataan kasus-kasus baru yang didata secara mingguan dan tercatat di rumah sakit yang ada di wilayah Tokyo. Setelah panduan ini diterapkan nanti, pemerintah Tokyo akan menjamin kapasitas rumah sakit mampu menampung lebih banyak pasien untuk dirawat.

Baca Juga: Produksi pabrik Jepang bulan Mei anjlok, negeri samurai masuki masa resesi terburuk

Mengutip dari Japantimes, berikut ini tujuh hal yang akan menjadi fokus utama dalam panduan baru:

  1. Jumlah pasien baru,
  2. Jumlah pasien baru dengan jalur infeksi yang belum diketahui asalnya,
  3. Jumlah hasil positif melalui tes,
  4. Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit,
  5. Jumlah telepon masuk ke Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo yang meminta konsultasi terkait COVID-19,
  6. Jumlah kejadian yang membutuhkan waktu lebih dari 20 menit untuk dibawa ke rumah sakit dengan ambulans dan rumah sakit yang menolak pemberian akomodasi kepada pasien,
  7. Jumlah pasien yang ada di kondisi serius.

Baca Juga: Terdampak corona, pabrik mobil Nissan di Jepang kurangi shift produksinya

Yuriko Koike sendiri mengakui kalau jumlah pasien baru melonjak sangat cepat sejak akhir Maret lalu. Tapi dirinya yakin kalau segala fasilitas kesehatan yang ada di Tokyo mampu menanganinya dengan baik.

Secara khusus, pasien muda yang ada di usia 20-30 tahun cenderung tidak menunjukkan gejala berat dan cukup sulit dipantau. Orang-orang ini pada umumnya akan diisolasi di hotel ataupun fasilitas lain selain rumah sakit.

Sambil memastikan semua fasilitas bisa tersedia dengan baik, pemerintah setempat juga tetap berupaya melakukan langkah-langkah penyebaran penyakit sambil terus menjaga aktivitas sosial dan ekonomi bisa terus bergerak dengan normal.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×