Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Sinovac Biotech mengklaim kemajuan besar dalam pengembangan vaksin untuk melawan virus corona. Perusahaan asal China ini memberi nama vaksin eksperimental mereka: Coronavac.
Ribuan suntikan vaksin untuk virus corona berlandas patogen tidak aktif sudah Sinovac produksi, dan mereka kemas dalam wadah putih dan oranye yang bertuliskan Coronavac.
Sinovac adalah perusahaa yang melakukan satu dari empat uji klinis vaksin eksperimental untuk memerangi virus corona yang telah dapat persetujuan Pemerintah China.
Baca Juga: Trump: Amerika akan mempercepat pengembangan vaksin virus corona
Sementara uji coba atas manusia baru saja mulai, Sinovac mengatakan, siap untuk membuat 100 juta dosis per tahun untuk memerangi virus yang muncul di Cina Tengah akhir tahun lalu itu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan, pengembangan vaksin bisa memakan waktu 12 hingga 18 bulan. Dan, Sinovac tidak tahu kapan suntikan setengah mililiternya akan siap untuk pasar.
"Ini pertanyaan yang ditanyakan semua orang pada diri mereka sendiri," kata Direktur Manajemen Merek Sinovac Liu Peicheng kepada AFP seperti dilansir Channelnewsasia.com.
Baca Juga: Pfizer pasang target: Produksi 20 juta vaksin corona di akhir 2020
Sinovac yang terdaftar di Nasdaq memiliki pengalaman dalam memproduksi obat secara massal melawan virus global. Mereka adalah perusahaan farmasi pertama yang memasarkan vaksin melawan H1N1 atau flu babi pada 2009.
Lebih dari 100 laboratorium di seluruh dunia saat ini sedang berjuang untuk menghasilkan vaksin virus corona. Tetapi, hanya tujuh termasuk Sinovac yang saat ini dalam uji klinis, menurut London School of Hygiene dan Tropical Medicine.
Sinovac telah menerbitkan hasil yang menunjukkan, vaksin mereka "sebagian besar melindungi" kera dari infeksi dalam percobaan hewan.
Tapi, hasil tersebut belum mendapat tinjauan dari komunitas ilmiah global.
Sejak itu, Sinovac melakukan uji coba vaksin virus corona mereka pada manusia, dengan memberikan serum kepada 144 sukarelawan pada April di Provinsi Jiangsu, China Timur.
Perusahaan yang memiliki sekitar 1.000 karyawan tersebut berharap, bisa melihat hasil pada keamanan produk vaksinnya pada akhir Juni nanti, setelah dua fase pertama uji klinis.
Sinovac kemudian akan pindah ke fase tiga percobaan. Fase ini yang akan menentukan, apakah vaksin mereka efektif di antara pembawa virus corona.
Tapi, Sinovac menghadapi masalah untuk fase tiga. Terlalu sedikit kasus infeksi di China saat ini untuk memiliki cukup sukarelawan untuk tes yang menentukan tersebut.
Baca Juga: Melihat perjalanan Sinovac mengembangkan vaksin virus corona
Tiongkok sebagian besar telah mengendalikan Covid-19 pasca memberlakukan kuncian yang belum pernah terjadi sebelumnya atas Wuhan dan kota-kota di sekitarnya di Provinsi Hubei.
Hanya sekitar 600 orang yang masih menjalani perawatan di rumahsakit di China saat ini. Dan, cuma beberapa kasus baru yang negeri tembok raksasa laporkan setiap hari.
Ini berarti, Sinovac mungkin harus mencari marmot manusia di luar negeri. "Saat ini, kami sedang berbicara dengan beberapa negara di Eropa dan di Asia," ujar Meng Weining, Direktur Urusan Internasional Sinovac.
Baca Juga: Kabar baik, hasil uji coba obat remdesivir tunjukkan efek signifikan obati corona
Biasanya, butuh beberapa ribu orang sebagai sukarelawan untuk fase tiga. Tapi, "Tidak mudah untuk mendapatkan angka-angka ini di negara mana pun," sebut Meng kepada AFP seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Sambil melanjutkan penelitiannya, Sinovac bersiap-siap untuk produksi massal vaksin virus corona. Mereka sedang membangun fasilitas produksi di selatan Beijing yang akan beroperasi pada akhir tahun ini.
"Kami bekerja siang dan malam, kami memiliki tiga kelompok kerja shift selama 24 jam. Jadi, itu berarti, kami tidak membuang waktu sedikit pun untuk pengembangan vaksin," tegas Meng.