kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,32   -12,18   -1.32%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Covid-19 bisa mengerek angka kematian penderita TBC dan AIDS


Minggu, 12 September 2021 / 06:00 WIB
Covid-19 bisa mengerek angka kematian penderita TBC dan AIDS


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Ratusan ribu orang diprediksi akan kehilangan nyawanya akibat TBC dan AIDS karena fasilitas medis yang lebih fokus menangani pasien Covid-19. Kondisi ini bisa semakin parah jika pandemi tak kunjung bisa diselesaikan.

Badan bantuan Global Fund yang berbasis di Jenewa, Swiss, melaporkan bahwa kondisi ini dialami oleh banyak negara miskin di dunia. Jika terus berlanjut, angka kematian akibat TBC dan AIDS bisa jadi lebih tinggi dari Covid-19.

"Pada dasarnya, sekitar satu juta orang lebih sedikit yang dirawat karena TB pada tahun 2020 dibandingkan pada tahun 2019 dan saya khawatir itu pasti akan berarti bahwa ratusan ribu orang akan meninggal," ungkap Direktur Eksekutif Global Fund Peter Sands kepada Reuters.

Laporan tahunan Global Fund untuk tahun 2020 yang dirilis hari Rabu (8/9), menunjukkan bahwa jumlah orang yang dirawat karena TBC turun 19%. Penurunan sebesar 11% dilaporkan dalam program dan layanan pencegahan HIV.

Baca Juga: CDC Afrika: Daripada menimbun booster, lebih baik kirim vaksin Covid-19 ke Afrika

Penurunan tersebut dilihat sebagai tren yang kurang baik karena kemungkinan besar pengidap tidak mendapatkan pelayanan yang layak dan meninggal di rumah masing-masing tanpa terdata dengan baik.

Lebih lanjut, Sands mengatakan di beberapa negara miskin, kematian akibat TBC dan AIDS mungkin lebih tinggi dibandingkan akibat Covid-19. Fasilitas medis yang memprioritaskan pasien Covid-19 membuat penderita TBC dan AIDS sulit mendapat pertolongan.

"Layanan (kesehatan) terpengaruh lockdown, sementara klinik, staf, dan diagnostik yang biasanya digunakan untuk TB malah dikerahkan untuk Covid-19, terutama di negara-negara seperti India dan di seluruh Afrika," lanjut Sands.

Bagi Sands, keberhasilan menangani Covid-19 tidak bisa hanya dilihat dari menurunnya kematian akibat penyakit tersebut, tetapi bagaimana meminimalisir pengaruhnya terhadap penanganan penyakit serius lainnya.

Global Fund telah menginvestasikan lebih dari US$4 miliar per tahun untuk memerangi TBC, malaria, dan AIDS. Badan ini telah bermitra dengan pemerintah, masyarakat sipil, dan swasta. Amerika Serikat adalah donor utama badan ini.

Selanjutnya: Badan Obat Eropa: Varian Mu berpotensi lebih mengkhawatirkan dibanding Delta




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×