Sumber: South China Morning Post,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Melansir Bloomberg, ada seorang warga Amerika, Joel Werner, yang menjalankan hedge fund Solitude Capital Management di Hong Kong saat ini. Pada 10 Februari, dia harus membeli 216 gulungan tisu toilet di Amazon.com Inc setelah keluarganya berusaha untuk menemukannya di supermarket Hong Kong selama berhari-hari, namun sia-sia.
Biaya pengirimannya saja mencapai US$ 200. Akan tetapi, dia pikir itu layak. Dia menyimpan setengah dari tisu toilet itu dan berencana untuk memberikan sisanya kepada teman dan kolega.
Baca Juga: Pemerintah China terapkan denda berat bagi penimbun dan penjual masker harga tinggi
"Ini (tisu toilet) menjadi hadiah yang terbaik daripada anggur sekarang," katanya kepada Bloomberg.
Alat-alat rumah tangga juga tengah naik daun dalam kehidupan sosial di Hong Kong. Saat sekelompok teman berkumpul di sebuah restoran Hong Kong pada pekan ini, mereka diminta untuk membawa kontribusi seperti masker dan tisu toilet untuk undian berhadiah.
Baca Juga: Dampak wabah corona, pengusaha di China mempertimbangkan karyawan bekerja dari rumah
Penyebab kurangnya pasokan tisu toilet tidak jelas. Akan tetapi, spekulasi muncul di media sosial tentang kemungkinan perebutan yang melibatkan rantai pasokan di China daratan.
Pemerintah Hong Kong menyayangkan adanya tindakan jahat menyebarkan desas-desus tidak jelas sehingga menyebabkan kekurangan produk seperti beras dan tisu toilet. Ia menambahkan, langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona tidak akan mempengaruhi pergerakan barang melintasi perbatasan.