Sumber: The Star | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ia mengatakan peminat datang dari berbagai kelompok, mulai dari wisatawan, pensiunan, hingga pedagang kecil yang melakukan pembayaran dalam dolar.
“Banyak keluarga yang mempersiapkan liburan akhir tahun. Beberapa pedagang yang biasanya membeli dalam jumlah kecil pun kini membeli lebih banyak sebagai cadangan,” ujarnya.
Meski penguatan ringgit meningkatkan optimisme, Anvar mengingatkan masyarakat bahwa pergerakan mata uang global dapat berubah cepat.
“Pasar valuta asing masih sensitif terhadap ekspektasi suku bunga dan kondisi geopolitik. Fase menguntungkan ini mungkin tidak berlangsung selamanya,” katanya.
Ia juga mengingatkan publik agar hanya bertransaksi melalui operator resmi.
“Hanya di George Town saja ada puluhan penukar uang berlisensi, terutama di kawasan heritage. Bandingkan kurs, cek papan harga, dan pastikan aman,” sarannya.
Hasil pantauan di sejumlah gerai penukaran uang sepanjang Pitt Street dan area sekitarnya menunjukkan arus stabil masyarakat yang menukar ringgit ke valuta asing, meski belum terlihat antrean panjang ataupun panic buying.
Pemilik gerai, A. Kareem Abdullah mengatakan situasi ini membuat konsumen lebih percaya diri.
Tonton: RI dan Malaysia Saling Klaim Durian Sebagai Buah Nasional
“Biasanya orang membeli sedikit dolar AS, baht, yen, dan mungkin dolar Singapura. Tapi minggu ini permintaan condong kuat ke dolar AS,” ujarnya.
Operator lain, Mohd Farid Shahul Hameed, mengatakan konsumen muda lebih aktif memantau pergerakan kurs.
“Generasi milenial dan keluarga muda datang dengan screenshot kurs terbaru. Begitu mereka melihat ringgit menguat beberapa hari berturut-turut, mereka langsung membeli dan mengunci uang liburan,” katanya.
Kesimpulan
Penguatan ringgit Malaysia memicu lonjakan permintaan valuta asing, terutama dolar AS, yen Jepang, baht Thailand, dong Vietnam, yuan China, dan rupiah Indonesia. Masyarakat memanfaatkan momentum ini baik untuk persiapan liburan maupun penyimpanan jangka pendek sebagai strategi finansial. Volume transaksi penukaran mata uang meningkat hingga 20% di berbagai wilayah seperti Kuala Lumpur dan Penang, sementara pelaku usaha memperingatkan bahwa volatilitas global dapat mengubah tren sewaktu-waktu sehingga masyarakat perlu tetap berhati-hati dan melakukan transaksi melalui operator resmi.













