Reporter: Femi Adi Soempeno, AFP |
URUMQI, Xinjiang. Industri perfilman China diprediksikan akan mengantongi laba dari box office mencapai US$2 miliar pada tahun 2015. Dan dalam tiga dekade ke depan, China diproyeksikan akan mengambil alih posisi Hollywood sebagaui ikon perfilman dunia.
Industri perfilman di China memang terus tumbuh dan berekspansi. Permintaan atas film yang diproduksi oleh sineas dalam negeri terus meningkat; terutama di kota-kota kecil maupun menengah di China.
Sejumlah analis mengatakan, pertumbuhan pasar film di China akan disurung oleh pendapatan yang meningkat, daya beli yang makin tinggi dan mumbulnya harga tiket di bioskop. Selebihnya, menyusutnya pembajakan dan tumbuhnya bioskop yang berkualitas juga akan menyokong industri ini.
Pemerintah China pun menyediakan dukungan finansial dan giat mempromosikan film yang dibikin oleh sineas dalam negeri.
Tak heran, untuk pertama kalinya, film China mengambil alih posisi film-film Hollywood di box office tahun lalu.
Toh, kritik tetap menggelinding ditengah menguatnya pertumbuhan industri film China ini.
Pertama, ada begitu banyak sutradara yang banyak berjanji namun sulit dibuktikan; dan memiliki pendanaan untuk penggarapan sebuah film. "Di industri perfilman China, sutradara layar lebar yang telah memenyutradarai 10 film yang tidak menguntungkan tetap saja mendapatkan pendanaan untuk membikin lebih banyak film lagi. Di China, ada begitu banyak sutradara film!" tegas An Chen, sutradara film China.
Selain pendanaan, sineas China juga menggunakan skema sensor sebagai permakluman atas ketidakmampuan mereka memproduksi film yang berkualitas.
Dan sejak pemerintah memutuskan hanya ada 20 film asing yang boleh beredar di China saban tahun, kritik terhadap film China akan kurangnya kompetisi telah mengerdilkan pertumbuhan industri ini.