kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak Perlambatan Global, Output Pabrik di Jepang Turun 2,6% pada Oktober 2022


Rabu, 30 November 2022 / 11:04 WIB
Dampak Perlambatan Global, Output Pabrik di Jepang Turun 2,6% pada Oktober 2022
ILUSTRASI. Pabrik-pabrik di Jepang melaporkan penurunan output produksi. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pabrik-pabrik di Jepang melaporkan penurunan output produksi. Penurunan ini lantaran permintaan global yang lesu dan kekurangan pasokan yang membatasi rencana produksi pabrik-pabrik di Jepang.

Seperti dilansir Reuters pada Rabu (30/11), aktivitas bisnis yang lemah menandai tantangan ke depan bagi negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia ini. 
Jepang dianggap tertinggal dari rekan-rekan negara lain dalam hal pemulihan ekonomi pasca pandemi. Padahal, pemerintah Jepang telah memberikan stimulus untuk melawan inflasi tertinggi sejak 40 tahun terakhir.

"Tidak ada peningkatan dalam produksi. Untuk Oktober-Desember, produksi di (Jepang) kemungkinan hampir datar atau sedikit menurun dari kuartal sebelumnya," kata Shumpei Fujita, ekonom di Mitsubishi UFJ Research and Consulting. 

Baca Juga: Ekspansi Masif Investor Asal Jepang Menguasai Bank

Fujita menilai, perlambatan ekonomi global menjadi penyebab produksi di Jepang yang lemah.

Data pemerintah dari pemerintah Jepang menunjukkan, output pabrik turun 2,6% pada Oktober ini, turun dari bulan sebelumnya. Penurunan ini jauh lebih besar dari perkiraan median ekonom yang menyebut penurunan sebesar 1,5%.

Adapun, output mesin produksi turun 5,4%. Turun karena permintaan peralatan yang lemah sebagai bahan membuat semikonduktor dan layar panel datar. Output komponen dan perangkat elektronik juga menurun 4,1% karena semikonduktor dan panel kristal cair lemah. 

Pejabat Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) dalam jumpa pers mengatakan, penurunan juga terjadi pada permintaan smartphone dan perangkat elektronik di pasar besar seperti China yang menyebabkan output lemah di sektor ini.

Meskipun terjadi beberapa penurunan output, produksi di sektor otomotif sebagai industri utama di Jepang naik 5,6% karena banyaknya pemasok. Sementara produksi mobil untuk pasar domestik kompak tumbuh. 

Adapun, produksi dan pengapalan kendaraan besar yang berorientasi pada ekspor turun karena kekurangan chip.

Baca Juga: Investor Jepang Kembali Semarakkan Industri Multifinance

Industri manufaktur yang disurvei oleh METI mengharapkan produksi naik 3,3% di bulan November dan 2,4% lainnya di bulan Desember, meskipun angka perkiraan biasanya lebih bullish daripada hasil aktual.

Wabah Covid-19 baru yang terjadi di kota-kota China menimbulkan risiko lain terhadap prospek produksi di Jepang. Hal ini lantaran pembuat mobil besar Jepang termasuk Toyota dan Honda mengatakan mereka telah menyesuaikan produksi di China karena pembatasan Covid-19.

Untuk mengatasi peningkatan biaya rumah tangga dan bisnis, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida telah mencari anggaran tambahan 29 triliun yen (US$ 210 miliar), yang kemungkinan akan disahkan oleh parlemen akhir pekan ini.




TERBARU

[X]
×