Reporter: Ferrika Sari, Rizki Caturini | Editor: Tri Adi
Bakat sebagai pebisnis seakan tercetak dalam gen Pollyanna Chu. Sang ayah yang memiliki usaha di bisnis perjudian di Makau mengirim Pollyanna ke Amerika Serikat (AS) untuk belajar. Di Negeri Paman Sam, Pollyanna menyelesaikan studi hingga tingkat S-3 dan menikah. Dia sempat menjadi investor real estat bersama sang suami. Pada 1992, dia pindah ke Hong Kong untuk berbisnis. Pollyanna memilih sektor finansial dengan bendera Kingston Financial Group.
Berkat keuntungan dari bisnis judi sang ayah, Pollyanna Chu bisa melanjutkan pendidikan tinggi hingga ke Amerika Serikat (AS). Pollyanna berimigrasi ke AS ketika dia berumur 18 tahun. Ia berhasil meraih gelar sarjana di bidang Manajemen di Golden Gate University dan mendapatkan gelar Ph.D. di bidang Manajemen Bisnis di York University, Amerika Serikat.
Dari situ, ia belajar tentang hukum, bisnis, perpajakan dan akuntansi. Ilmu tersebut menjadi modal bagi kerajaan bisnisnya di Hong Kong. Pollyanna menikah dengan Nicholas Chu dan memulai berinvestasi di real estat bersama di AS. Setelah merasa cukup puas dengan hasil yang di dapat dari bisnis properti, sesuai anjuran sang ayah, Pollyana memutuskan untuk pindah ke Hong Kong.
Lewat bendera Kingston Financial Group, yang terinsipirasi dari nama sang anak, dia mendirikan perusahaan jasa finansial bersama suaminya. Dia berkata, sektor keuangan adalah bisnis yang melayani. Apa yang harus kita lakukan adalah mencari tahu tentang kebutuhan pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka. "Karena itu, kami sendiri jarang melakukan spekulasi tentang saham," ujar dia.
Pada tahun 1999 Kingston Financial mulai mendirikan bisnis investment banking dan mulai bergerak ke bidang-bidang jasa seperti sekuritas dan merger dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham.
Kemudian perusahaannya menjadi perusahaan multi-bisnis ketika pada tahun 2005 Pollyanna mengambil posisi sebagai General Manager Gold Group. Perusahaan ini mengoperasikan hotel bintang empat di Makau yang dilengkapi fasilitas perjudian.
Dia bekerja keras sepanjang waktu. "Saya merasa terhormat atas apa yang telah saya capai selama ini. Saya terus belajar dan menjaga pengetahuan saya sejalan dengan waktu dan pasar," katanya,
Seperti banyak perusahaan jasa keuangan di seluruh dunia, Kingston mempunyai rahasia bisnis sendiri hingga bisa eksis sampai sekarang. Pollyanna mengaku mendapat manfaat dari semboyan yang ditanamkan oleh sang ayah kepadanya, yakni rajin, sederhana, dan hemat. Dia selalu mengingatkan dirinya untuk tetap hidup sederhana.
Pada awalnya, dia tidak tahu apa-apa tentang keuangan. Pollyanna secara bertahap belajar dan meningkatkan pengetahuan di lapangan. Ada perubahan besar dalam bisnis. Hanya belajar yang dapat mengikuti perkembangan terkini. Dia juga pandai mengeksplorasi apa yang dibutuhkan orang lain. Wanita ini juga bisa membantu mereka menemukan para ahli untuk memecahkan masalah.
Saat menyebutkan masa depan perusahaannya, Pollyanna bertekad untuk terus berjalan dan tidak pernah berhenti. "Aku akan berusaha sepanjang waktu," katanya.
Kebijakan di Hong Kong memberikan keleluasaan kepada investor asing untuk mengakses pasar China sekaligus mendapatkan kepastian hukum dari sisi regulasi bisnis. Masuknya China ke organisasi perdagangan dunia pada tahun 2001 adalah titik awal terjadi pertumbuhan bisnis di daratan China.
Secara bertahap Hong Kong hadir sebagai penggalang dana utama dalam berbagai bisnis seperti perbankan, asuransi, teknologi informasi yang membutuhkan stimulus modal saat itu.
Menurutnya, Hong Kong memberi banyak kebebasan dan ruang bagi perkembangan perempuan untuk berkarier seperti laki-laki. Karena itu, dia bisa fokus pada kariernya dengan dukungan suaminya. Di bawah kerja sama yang solid, suaminya bertanggung jawab atas pengembangan perusahaan dan Pollyanna bertanggung jawab atas pangsa pasar perusahaannya.
(Bersambung)