Sumber: South China Morning Post,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Reaksi Taiwan
Melansir South China Morning Post, Taipei, yang biasanya berhati-hati dalam isu sensitif kawasan, kali ini mengambil posisi keras terhadap Beijing.
Menyebut respons Beijing sebagai bentuk “serangan hibrida terhadap Tokyo” dan “tamparan bagi perdamaian serta stabilitas Indo-Pasifik”, pemimpin Taiwan William Lai Ching-te pada Senin mendesak Beijing agar “menahan diri dan menghindari menjadi pembuat onar regional”.
Ia mengatakan bahwa Washington menganggap pernyataan Takaichi berkontribusi pada keamanan regional dan menegaskan bahwa proses politik Jepang harus dihormati.
Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung juga menyatakan bahwa posisi Takaichi sejalan dengan pandangan strategis mendiang PM Jepang Shinzo Abe, yang pernah menegaskan bahwa keamanan Taiwan juga berarti keamanan Jepang.
Tonton: Taiwan Larang Konsumsi Indomie Soto Banjar Lantaran Mengandung Etilen Oksida
Kesimpulan
Konflik diplomatik antara China dan Jepang kini berkembang menjadi potensi perang ekonomi. China menggunakan instrumen tekanan non-militer—pariwisata, perdagangan, dan opini publik—untuk memberi sinyal bahwa komentar Jepang mengenai Taiwan melewati batas toleransi politik Beijing. Risiko bagi pasar dan geopolitik cukup besar: hubungan dagang utama Asia bisa terganggu, sentimen anti-Jepang di China dapat meningkat, dan sektor pariwisata serta manufaktur Jepang mungkin terdampak paling cepat. Situasi ini juga menunjukkan bahwa Taiwan semakin menjadi garis pemisah strategis dalam kompetisi geopolitik Asia.













