Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Di luar prediksi, indeks manufaktur China mencatatkan penguatan pada Juli. Data yang dirilis Biro Statistik Nasional China dan China Federation of Logistic and Purchasing di Beijing menunjukkan, Puchasing Manager's Index (PMI) China berada di posisi 50,3.
Bandingkan dengan estimasi nilai tengah 35 analis yang disurvei Bloomberg yang mematok angka 49,8. Pencapaian tersebut juga lebih tinggi ketimbang perolehan Juni lalu yang hanya sebesar 50,1. Nilai yang menunjukkan angka di atas 50 menandakan adanya ekspansi.
Analis menilai, kejutan positif dari data PMI China ini merupakan hasil dari kian pulihnya sentimen bisnis akibat sokongan dari pengumuman stimulus Beijing beberapa waktu terakhir.
"Sejak pertengahan Juli, Perdana Menteri Li sudah menegaskan bahwa pemerintahannya akan terus berupaya untuk mencapai target pertumbuhan 7,5% melalui pelonggaran kebijakan, termasuk menambah investasi di infrastructure fixed asset investment," papar Ting Lu, head of Greater China economist Bank of America Merrill Lynch.
Memang pada pekan lalu, pemerintah China merilis inisatif untuk menggairahkan kembali perekonomian China yang melambat. Termasuk di antaranya memangkas pajak bagi perusahaan kecil dan menengah serta menetapkan kebijakan untuk menstabilkan tingkat ekspor. Pemerintah Beijing juga mempercepat investasi pembangunan jalur kereta.
Menurut Dariusz Kowalczyk, senior economist Asia ex Japan Credit Agricole, data ini kemungkinan berakhirnya kejutan negatif dari data ekonomi negara China. "Hal ini juga pertanda dimulainya pembalikan sentimen atas China," ujarnya.
Perubahan sentimen tersebut juga dapat menjelaskan mengapa investor mengabaikan data aktivitas manufaktur lain, yang menunjukkan gambaran lain dari perekonomian China.
Sebelumnya, hasil survei HSBC Holdings Plc dan Markit Economics merilis hasil indeks manufaktur China pada Rabu (24/7). Hasil survei menunjukkan, indek manufaktur China hanya sebesar 47,7%. Indeks tersebut merupakan level terendah dalam 11 bulan terakhir. Catatan saja, angka indeks manufaktur yang berada di bawah level 50 mengindikasikan adanya kontraksi pada perekonomian.
Namun, sepertinya, investor memilih untuk mempercayai data resmi pemerintah. Hal ini terlihat dari melajunya indeks Shanghai Composite yang naik 1,1% pada transaksi kemarin (1/8) dan indeks Hang Seng Hong Kong yang naik 0,6%.
Menurut Lu, seiring dengan perubahan ekonomi China yang tidak lagi bergantung pada ekspor, investor harus fokus pada data PMI resmi dari pemerintah.
"Dalam pandangan kami, pada saat ini, kita harus benar-benar fokus pada data resmi PMI dibanding HSBC karena tingkat ekspor saat ini hanya berkontribusi 10% dari total Produk Domestik Bruto China," papar Lu.